infolinks

Rabu, 27 April 2011

[Review] INTO THE WILD (2007)

"Your great adventure on Alaska."
Director :
Sean Penn


Cast :

Emile Hirsch

Jena Malone

Catherine Keener

Vince Vaughn

Hal Holbrook


Distributor :

Riverroad Entertainment


Genre :

Drama, Adventure, Biopic










Kemunafikan, sebuah unsur buruk dalam diri manusia yang kadang menjelma menjadi sebuah halangan seseorang menggapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Kalimat tersebut disamping cukup menggambarkan dasar dari film ini. Into The Wild, sebuah film hasil rekaan actor-director peraih dua piala Oscar, Sean Penn. Ceritanya sendiri diadaptasi dari novel bestseller John Krakaeur, yang sebenarnya adalah kisah nyata dari si tokoh utama. Agak nyesel sih baru nonton sekarang, secara film ini rilisan tahun 2007, hehehe seperti postingan saya sebelum ini, minggu lalu saya memang meluangkan waktu libur saya untuk menonton banyak film lama bagus yang belum ditonton.


Dibintangi oleh Emile Hirsch dengan sangat baik sebagai tokoh sentral, Into The Wild diramaikan oleh beberapa aktor sebagai pemeran pembantu, antara lain Hal Holbrook yang berhasil meraih satu nominasi Oscar berkat perannya di film ini, ada juga Kristen Stewart, Vince Vaughn, bahkan Zach Galifianakis yang sampai sekarang saya masih lupa karakter apa yang ia perankan, hehehe.Ya walaupun dengan porsi tidak banyak, karakter yang mereka perani sangat membantu terealisasinya kisah yang mengagumkan dan inspiratif dalam film ini. Into The Wild pada tahun 2008 lalu hanya mampu mendapat dua nominasi Oscar, suatu hal yang cukup saya pertanyakan. Ya tidak selamanya Oscar bisa dijadikan tolak ukur mengenai kualitas sebuah film, tergantung bagaimana seseorang menikmati film itu, mendapat setinggi apa kualitas film itu, sejauh mana film itu bisa meraih hati kita, dan setinggi apa pikiran kita dalam mencerna isi sebuah film. Singkat kata, Be Yourself!
Christopher Johnson McCandless (Emile Hirsch) adalah seorang pria muda berpendidikan yang berprestasi tinggi. Tidak sekedar pintar dalam pendidikannya, Chris memiliki kepribadian yang baik, rendah hati, dan pemikiran dewasa yang bijaksana. Paska kelulusan dirinya dari Universitas Emory, Chris yang usianya tergolong muda, 22 tahun, memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya dan memulai kehidupan dengan caranya sendiri, yaitu menjalani petualangan di alam bebas. Dengan cara kehidupan Chris yang baru tersebut, ia rela meninggalkan segala unsur-unsur kehidupan lamanya, seperti uang, telepon, bahkan kekayaan yang dimilikinya.

Tindakan berani Chris ini tentu saja dipicu oleh maksud, yaitu keadaan keluarganya yang penuh dengan kepalsuan, dan juga kehidupan manusia yang terlalu bergantung pada harta semata. Keputusan Chris ini tentu saja membuat keluarganya cemas, orang tua Chris yang pada awalnya mengira putranya tersebut sedang menuntut ilmu di Atlanta semakin khawatir ketika menemukan Chris telah lama menghilang. Segala cara dilakukan mereka untuk mencari tahu keberadaan Chris, tetapi sayangnya dengan bantuan polisi pun keberadaan Chris tidak dapat dilacak. Walaupun begitu, Chris tetap menjalin hubungan dengan adiknya, Carine (Jena Malone), lewat surat menyurat. Di dalam perjalanan kehidupan barunya Chris bertemu dengan banyak teman baru dan mendapat banyak pengalaman berharga. Semua ini dilakukannya untuk mencari arti dari kehidupan dan mengembangkan kedewasaan dalam dirinya. Amazing, superb, outstanding, powerful, bagus, keren, cakep,...., ah masih banyak kata yang pantas menggambarkan kesempurnaan film ini. And when I'm done watching this, Into The Wild easily become one of my favourite film all-the-time. Skema perpindahan kisah atau bisa dibilang alur cerita yang diusung adalah flashback/campuran, dimana cerita mengalir maju mundur sesuai timing yang diatur dari buku aslinya. Selain itu cerita dibagi kedalam beberapa bab, sama halnya seperti sebuah buku, satu cara yang saya suka sehingga kerennya lebih kerasa bagi saya. Saya suka banget sama karakter Chris, bagaimana karakternya yang memiliki kemarahan tersendiri pada kepalsuan yang tumbuh dalam diri manusia. Walau faktor Chris dalam memulai cara hidup baru salah satunya adalah masalah keluarga, tapi menurut saya bukan itulah yang coba disampaikan pada banyak orang. Into The Wild pada dasarnya mengkritisi pola pikir manusia secara universal, bukan menggurui tentang masalah kekeluargaan. Semua arah pikiran dan tujuan Chris seakan menyindir pola hidup maupun tingkah laku manusia yang sering menginginkan kebahagiaan dengan banyak menutupi black-hole dalam dirinya, dengan menambalnya dengan segudang kepalsuan, dan tidak jarang merugikan potensi atau kepribadian orang terdekat yang tanpa disadari memiliki tingkat timbul depresi yang sangat besar.

Banyak poin yang saya dapat tentang seorang Chris. Pertama, Chris memiliki kecermelangan hati yang sangat menawan, maksud saya mudah disukai atau easy-going. Bagaimana seorang Chris mampu membuat banyak teman barunya terharu akan kehadiran dan kepergiannya. Keduam bagaimanapun keteguhan hatinya dalam mengambil keputusan besar ini, tetap saja jauh di benak hati manusia akan timbul perasaan dilematis; apa semua yang saya lakukan benar?, hal ini saya simpulkan dari adegan telepon umum. Ketiga, sosok Chris bukanlah sosok untuk dibenci, dan juga bukan untuk dicintai. Mengapa bukan untuk dibenci? Tidak lain karena arah pandang jiwa dan otak Chris yang sangat dewasa dan penuh kebijaksanaan. Dan juga karena semangat besar dalam diri Chris dalam mencapai tujuan dan impian. Tapi buat saya hal positif tersebut timbul dalam diri Chris dan ia ekspresikan hanya dalam petualangannya. Kenapa saya tidak setuju bahwa keputusan dalam meninggalkan keluarganya bukanlah suatu kedewasaan? Chris memang membenci tatanan kehidupan manusia, karena tidak sejalan dengan dirinya, yang terutama adalah kepalsuan. Tapi ingat, semua tindakan Chris ini tanpa ia sadari adalah juga kepalsuan. Langkah besar yang ia ambil tidak bisa dikelak sebagai suatu kebohongan. Bagaimana Chris membohongi dirinya dengan menutupi 'black-hole'-nya dengan lari dari kenyataan hidup. Selain itu apa ia tidak memikirkan sedalam apa penderitaan keluarganya karena kepergiannya?.

Tapi sekali lagi jangan salah, poin ketiga yang saya jabarkan barusan bukanlah suatu kekurangan atau hal meleset dalam film. Hal tersebut semakin menggurui kita untuk pintar dalam mengambil keputusan, sebijak dan sedewasa apapun faktornya. Into The Wild adalah salah satu film terbaik yang pernah ada, segala unsur dikerjakan sangat baik, tanpa menghiraukan ataupun menginggalkan black-hole dalam proses pembuatan film. Hal teknik yang membantu kebaikkan film juga sangat saya suka, mulai dari sinematografi dan editing yang disusun sedemikian rapi dengan landscape panorama alam yang amazingly cool!! Soundtrack dan score yang diisi oleh Eddie Vedder juga layak diancungi jempol, saya suka musiknya, semakin nambah intensitas keharuan film. Memang sih endingnya depressing, tapi namanya juga kisah nyata, ya mau diapain lagi. Quote yang mengakhiri film ini adalah 'happiness only real when shared', semakin menekankan bahwa apa yang dilakukan Chris adalah kesalahan besar. Untung banget ia akhirnya sadar dua tahun kehidupan akhirnya dalah suatu kepalsuan, terlihat dari note-nya yang akhirnya memakai nama aslinya.
Talking point...
Into The Wild adalah sebuah true-story yang berbicara mengenai cara menghadapi masalah, kedewasaan, kemanusiaan, dan juga penyesalan. Ngga tau lagi harus ngomong apa, pokoknya Into The Wild bagus banget. Banyak banget quote-quote bagus yang melingkupi jalannya film. Into The Wild sukses mempesona saya, dengan segala keindahan alur cerita yang bener-bener dalem dan banyak momen memorable yang berbeda-beda, dari yang sedih, bahagia, lucu, dan diakhiri dengan pemilihan depressed-moment. Luar biasa!!

Rate :
4.5 out of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar