Director :
Patrick Lussier
Cast :
Nicolas Cage
Amber Heard
Billy Burke
William Fichtner
David Morse
Distributor :
Summit Entertainment
Genre :
Action, Thriller, Supernatural, 3D
Lirik dulu posternya; Yap, Nicolas Cage (National Treasure, Sorcerer's Apprentice). Jangan sampai salah mengenali pria berambut gondrong nanggung ini. Lalu siapa 'pajangan' yang duduk di sebelah jok Cage? Yap, Amber Heard (Zombieland, Pineapple Express). Cewe yang mungkin menjadi nilai tambah apalagi bagi kalangan pria ini--shit, hate to say this--baru-baru ini mengaku bahwa dirinya adalah seorang lesbian. Tidak hanya mereka berdua, film yang lebih layak dimasukkan ke dalam 'perbendaharaan' film kelas-B ini juga dipermanis oleh beberapa aktor yang tidak setenar Cage, sebut saja Billy Burke (Twilight, New Moon) dan William Fichtner (Crash, Armageddon). Diarahkan oleh Patrick Lussier (Dracula 2000, White Noise 2: The Light), Drive Angry ikutan unjuk gigi lewat teknologi 3D yang juga disematkan ke dalam film ini, ya, selain menambah pundi-pundi uang mungkin juga agar film tambah 'dikenal' kemunculannya. Saya tak terlalu mengerti mengapa ada 'film bule' bisa masuk ke Indonesia, tapi menurut beberapa penjelasan yang saya baca hal ini dikarenakan Drive Angry tidak termasuk 'film MPAA'. Tapi semoga saja direktorat pajak negeri Indonesia yang menyedihkan ini, dan juga pihak Hollywood membuka jalan keluar yang lebar bagi masuknya film-film Hollywood yang masih saya tunggu sampai sekarang. Sebagai tambahan, anda yang nonton film ini di bioskop Indo mungkin mengalami hal yang sama dengan saya; subtitle dengan font besar, aneh, dan kadang beberapa dialog tidak diterjemahkan. John Milton (Nicolas Cage) adalah sosok misterius, berambut aneh, dan tiba-tiba saja muncul di permukaan bumi ini--ya, Milton merupakan orang yang sesungguhnya telah mati dan masuk ke neraka, dan kembali ke bumi untuk menjalankan suatu misi. Misi kedatangannya ke bumi tidak lain adalah untuk menyelamatkan ekistensi satu-satunya sisa keturunannya, yaitu sang cucu. Dikisahkan anak Milton dibunuh oleh seorang pemimpin sekte aliran sesat pemuja setan bernama Jonah King (Billy Burke). Pria sadis itu tidak enggan menculik bayi wanita tersebut, alias cucu Milton, untuk dijadikan tumbal dan akan dibunuh tepat di hari bulan purnama. Menurut mereka bayi tidak bersalah ini adalah kunci terbukanya jalan menuju neraka dan menguasai seluruh dunia. Di bumi Milton bertemu dengan Piper (Amber Heard), wanita yang baru saja berhenti bekerja sebagai pramusaji sebuah kafe kecil. Berawal dari Milton numpang mobil Piper, lalu ikut campur dalam permasalahan cinta wanita tersebut dengan pacarnya, Piper terpaksa ikut Milton berkelana dan setelahnya Piper merasa dirinya terpanggil untuk menemani Milton. Sambil berusaha memburu sekte sesat yang menculik cucunya, ternyata ada orang, eh, pihak lain yang memburu Milton. Ia adalah sosok tanpa nama yang menamai dirinya dengan sebutan The Accountant (William Fichtner), 'sipir' neraka dengan misi menangkap Milton yang kabur dari 'penjara'. Perburuan berantai pun dimulai--sipir mengejar tahanan, tahanan mengejar penculik. Tidak ketinggalan Piper yang mempertanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hari yang sangat sial itu. Jujur sampai sekarang saya belum lihat trailer film ini, hanya sebatas poster yang saya jadikan informasi utama. Dilihat dari posternya mungkin tidak tertebak apa tema maupun inti cerita film ini. Tapi kalau dilihat dari Nic Cage di poster film ini, cerita semacam Ghost Rider yang terlintas di pikiran saya. Jawabannya; hampir. Drive Angry ternyata mengusung tema yang mirip dengan Ghost Rider. Sosok dari neraka datang ke bumi, tapi bedanya kendaraan yang hadir di Drive Angry murni made in earth. Meskipun banyak yang menganggap Drive Angry terlalu berlebihan dalam mengeksploitasi sex dan kekerasan tanpa mempedulikan segi cerita, Drive Angry nyatanya masih bisa dikategorikan sebagai film yang menghibur. Jika ditelusuri plot ceritanya, mungkin penonton, termasuk saya, menganggap film berdurasi 104 menit ini menghadirkan jalan cerita yang terlampau aneh dan gampang dijumpai dalam beberapa film. Di luar kedangkalan jalan cerita yang konyol, Drive Angry mampu menghibur kita dengan komposisi action yang hampir mendominasi durasi film. Dari awal sampai akhir film terus berjalan dengan mengeksploitasi action blak-blakkan dan kekerasan di adegan demi adegan. Ya, semua fitur ini terus-terusan dieksploitasi diluar batas tanpa henti, tapi tetap saja menciptakan suatu hiburan yang sangat baik dan tidak tanggung-tanggung. Kehebatan fitur action yang digarap baik oleh Patrick Lussier ini mungkin pengaruh dari pengalaman Patrick yang sebelumnya sering menggarap ataupun bergabung dalam tim di film-film sejenis seperti My Bloody Valentine 3D dan Scream. Secara keseluruhan, semua hal ini berhasil menutupi kedangkalan unsur cerita. Teknologi 3D yang dipakai juga tidak murahan, menggunakan embel-embel 'shot-in-3D', lagi-lagi eksploitasi 3D disematkan dengan baik lewat adegan berdarah-darah, ledakan-ledakan, hingga balapan mobil. Ya, namanya juga film kelas-B--sebuah cap bagi film-film yang mengandung eksloitasi besar-besaran terhadap unsur sex, kekerasan, dan banyak subjek ekstrim. Dari departemen akting tidak ada yang menonjol, walau bermain cukup baik namun Nic Cage tetap saja tidak memberikan perubahan besar bagi kualitas karirnya yang semakin menurun. Selain itu dengan berani dan sangar Amber Heard bermain cukup baik, malah Billy Burke rasanya yang lebih pantas di cap sebagai pemanis film. Dan jangan tertipu oleh posternya, Drive Angry bukanlah film yang pantas dipelototi anak kecil, walau beberapa nudity dan sex scene telah disensor, tetap saja kata-kata kasar dan kekerasan bersebaran dimana-mana. Well, walau plot cerita yang diusung terlihat murahan, Drive Angry terbukti unggul dalam mengeksploitasi semua unsur penting dalam kelas-B yang berhasil sampai di garis finish; menghibur.
Rate :
3/5
Patrick Lussier
Cast :
Nicolas Cage
Amber Heard
Billy Burke
William Fichtner
David Morse
Distributor :
Summit Entertainment
Genre :
Action, Thriller, Supernatural, 3D
Lirik dulu posternya; Yap, Nicolas Cage (National Treasure, Sorcerer's Apprentice). Jangan sampai salah mengenali pria berambut gondrong nanggung ini. Lalu siapa 'pajangan' yang duduk di sebelah jok Cage? Yap, Amber Heard (Zombieland, Pineapple Express). Cewe yang mungkin menjadi nilai tambah apalagi bagi kalangan pria ini--shit, hate to say this--baru-baru ini mengaku bahwa dirinya adalah seorang lesbian. Tidak hanya mereka berdua, film yang lebih layak dimasukkan ke dalam 'perbendaharaan' film kelas-B ini juga dipermanis oleh beberapa aktor yang tidak setenar Cage, sebut saja Billy Burke (Twilight, New Moon) dan William Fichtner (Crash, Armageddon). Diarahkan oleh Patrick Lussier (Dracula 2000, White Noise 2: The Light), Drive Angry ikutan unjuk gigi lewat teknologi 3D yang juga disematkan ke dalam film ini, ya, selain menambah pundi-pundi uang mungkin juga agar film tambah 'dikenal' kemunculannya. Saya tak terlalu mengerti mengapa ada 'film bule' bisa masuk ke Indonesia, tapi menurut beberapa penjelasan yang saya baca hal ini dikarenakan Drive Angry tidak termasuk 'film MPAA'. Tapi semoga saja direktorat pajak negeri Indonesia yang menyedihkan ini, dan juga pihak Hollywood membuka jalan keluar yang lebar bagi masuknya film-film Hollywood yang masih saya tunggu sampai sekarang. Sebagai tambahan, anda yang nonton film ini di bioskop Indo mungkin mengalami hal yang sama dengan saya; subtitle dengan font besar, aneh, dan kadang beberapa dialog tidak diterjemahkan. John Milton (Nicolas Cage) adalah sosok misterius, berambut aneh, dan tiba-tiba saja muncul di permukaan bumi ini--ya, Milton merupakan orang yang sesungguhnya telah mati dan masuk ke neraka, dan kembali ke bumi untuk menjalankan suatu misi. Misi kedatangannya ke bumi tidak lain adalah untuk menyelamatkan ekistensi satu-satunya sisa keturunannya, yaitu sang cucu. Dikisahkan anak Milton dibunuh oleh seorang pemimpin sekte aliran sesat pemuja setan bernama Jonah King (Billy Burke). Pria sadis itu tidak enggan menculik bayi wanita tersebut, alias cucu Milton, untuk dijadikan tumbal dan akan dibunuh tepat di hari bulan purnama. Menurut mereka bayi tidak bersalah ini adalah kunci terbukanya jalan menuju neraka dan menguasai seluruh dunia. Di bumi Milton bertemu dengan Piper (Amber Heard), wanita yang baru saja berhenti bekerja sebagai pramusaji sebuah kafe kecil. Berawal dari Milton numpang mobil Piper, lalu ikut campur dalam permasalahan cinta wanita tersebut dengan pacarnya, Piper terpaksa ikut Milton berkelana dan setelahnya Piper merasa dirinya terpanggil untuk menemani Milton. Sambil berusaha memburu sekte sesat yang menculik cucunya, ternyata ada orang, eh, pihak lain yang memburu Milton. Ia adalah sosok tanpa nama yang menamai dirinya dengan sebutan The Accountant (William Fichtner), 'sipir' neraka dengan misi menangkap Milton yang kabur dari 'penjara'. Perburuan berantai pun dimulai--sipir mengejar tahanan, tahanan mengejar penculik. Tidak ketinggalan Piper yang mempertanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hari yang sangat sial itu. Jujur sampai sekarang saya belum lihat trailer film ini, hanya sebatas poster yang saya jadikan informasi utama. Dilihat dari posternya mungkin tidak tertebak apa tema maupun inti cerita film ini. Tapi kalau dilihat dari Nic Cage di poster film ini, cerita semacam Ghost Rider yang terlintas di pikiran saya. Jawabannya; hampir. Drive Angry ternyata mengusung tema yang mirip dengan Ghost Rider. Sosok dari neraka datang ke bumi, tapi bedanya kendaraan yang hadir di Drive Angry murni made in earth. Meskipun banyak yang menganggap Drive Angry terlalu berlebihan dalam mengeksploitasi sex dan kekerasan tanpa mempedulikan segi cerita, Drive Angry nyatanya masih bisa dikategorikan sebagai film yang menghibur. Jika ditelusuri plot ceritanya, mungkin penonton, termasuk saya, menganggap film berdurasi 104 menit ini menghadirkan jalan cerita yang terlampau aneh dan gampang dijumpai dalam beberapa film. Di luar kedangkalan jalan cerita yang konyol, Drive Angry mampu menghibur kita dengan komposisi action yang hampir mendominasi durasi film. Dari awal sampai akhir film terus berjalan dengan mengeksploitasi action blak-blakkan dan kekerasan di adegan demi adegan. Ya, semua fitur ini terus-terusan dieksploitasi diluar batas tanpa henti, tapi tetap saja menciptakan suatu hiburan yang sangat baik dan tidak tanggung-tanggung. Kehebatan fitur action yang digarap baik oleh Patrick Lussier ini mungkin pengaruh dari pengalaman Patrick yang sebelumnya sering menggarap ataupun bergabung dalam tim di film-film sejenis seperti My Bloody Valentine 3D dan Scream. Secara keseluruhan, semua hal ini berhasil menutupi kedangkalan unsur cerita. Teknologi 3D yang dipakai juga tidak murahan, menggunakan embel-embel 'shot-in-3D', lagi-lagi eksploitasi 3D disematkan dengan baik lewat adegan berdarah-darah, ledakan-ledakan, hingga balapan mobil. Ya, namanya juga film kelas-B--sebuah cap bagi film-film yang mengandung eksloitasi besar-besaran terhadap unsur sex, kekerasan, dan banyak subjek ekstrim. Dari departemen akting tidak ada yang menonjol, walau bermain cukup baik namun Nic Cage tetap saja tidak memberikan perubahan besar bagi kualitas karirnya yang semakin menurun. Selain itu dengan berani dan sangar Amber Heard bermain cukup baik, malah Billy Burke rasanya yang lebih pantas di cap sebagai pemanis film. Dan jangan tertipu oleh posternya, Drive Angry bukanlah film yang pantas dipelototi anak kecil, walau beberapa nudity dan sex scene telah disensor, tetap saja kata-kata kasar dan kekerasan bersebaran dimana-mana. Well, walau plot cerita yang diusung terlihat murahan, Drive Angry terbukti unggul dalam mengeksploitasi semua unsur penting dalam kelas-B yang berhasil sampai di garis finish; menghibur.
Rate :
3/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar