infolinks

Kamis, 17 Maret 2011

[Review] MORNING GLORY (2010)

"Breakfast TV just got interesting"
Director :
Roger Michell

Cast :
Rachel McAdams
Harrison Ford
Diane Keaton
Patrick Wilson
Jeff Goldblum

Distributor :
Paramount Pictures

Genre :
Comedy, Romance









Dari sutradara Notting Hill, Roger Michell, dan penulis naskah The Devil Wears Prada, Aline Brosh McKenna--dua kedudukan ini mungkin yang dijadikan daya tarik tersendiri untuk menarik minat penonton. Bukti utama bisa dilihat dari poster yang jelas-jelas menampangkan kedua kedudukan tersebut. Masih mengusung komedi yang agaknya boleh dibilang komedi berkualitas, Morning Glory nyatanya tidak jauh beda dengan The Devil Wears Prada, masih mengulang unsur dan suasana plot serupa. Inti cerita yang diusung pun memiliki 'aroma' yang sama, ketidakcocokkan antara atasan dan bawahan. Bedanya kalau The Devil Wears Prada mengambil setting cerita di perkantoran biasa sebagai inti konflik yang mendasari jalannya film, Morning Glory tampil agak beda dengan menggunakan lingkungan produksi pertelevisian sebagai tempat munculnya segala hal yang menjadi perbincangan dalam film. Dibintangi oleh beberapa aktor terkenal, sebut saja Rachel McAdams (The Notebook, Sherlock Holmes), aktris yang namanya semakin melejit lewat peran antagonisnya di Mean Girls, dan lebih melejit lagi dengan kualitas sebagai imbangannya lewat The Notebook. Selain setting pertelevisian yang menjadi daya pikat saya untuk nonton Morning Glory, Rachel yang menurut saya agak mirip Anne Hathaway adalah megnet primer yang semakin membentuk gaya tarik-menarik bagi khalayak banyak. Ia ditemani oleh dua aktor senior, Harrison Ford (Indiana Jones chronicles, The Devil's Own) dan Diane Keaton (The Godfather, Plan B). Tidak ketinggalan Patrick Wilson (Watchmen, The Switch) turut melengkapi film untuk menambah sedikit 'keramaian'. Rachel McAdams adalah Becky Fuller, seorang wanita karir yang bekerja sebagai produser acara televisi pagi, Good Morning New Jersey. Bekerja tanpa masalah dan beban, mungkin itulah yang membuat dia menikmati pekerjaan yang mengharuskan dirinya bangun tiap jam satu pagi, eh, malam. Nasib berkata lain pada dirinya, walaupun menjalankan tugasnya dengan rapi, perusahaan terpaksa memberhentikan Becky dari pekerjaannya alias di-PHK dengan alasan pengurangan budget pengeluaran. Hari demi hari ia jalani dengan kosong tanpa aktivitas rutin hingga akhirnya ia mencoba melamar kerja di beberapa perusahaan televisi. Usaha berbuah manis saat tawaran datang pada dirinya untuk memproduseri acara televisi pagi yang sedang mengalami kemunduran, Daybreak. Daybreak mungkin dipadang sebelah mata, selain ratingnya yang merosot tajam, morning show ini tidak memiliki kepopuleran yang tinggi. Becky Fuller pun bertanggung jawab untuk menaikkan pamor dan kualitas Daybreak. Tindakan pertamanya yang memecat Paul McVee (Ty Burrell) ternyata malah menambah masalah bagi dirinya saat terjadi kekosongan pembawa acara. Ia pun memilih seorang pembawa acara senior terkenal, Mike Pomeroy (Harrison Ford), untuk mendampingi Colleen Peck (Diane Keaton). Mike yang tidak bisa akur dengan Colleen memberi imbasnya pada acara pagi itu dan Becky sendiri yang tambah sulit untuk mengatur Daybreak. Tidak mau gagal lagi, ia pun mencoba segala trik untuk menaikkan rating Daybreak dan membuat Mike dan Colleen akur. Di sisi lain Becky manjalin hubungan dengan Adam Bennett (Patrick Wilson), produser acara lain di televisi yang sama. Adalah kenyataan bahwa Morning Glory mengusung jalan dan setting cerita yang agak mirip dengan The Devil Wears Prada (TDWP). Wajar saja kalau film berdurasi 107 menit ini berdiri dibalik bayang-bayang TDWP. Lihat saja konflik yang dijadikan plot cerita, ketidakcocokkan antar sesama pekerja. Tapi bedanya kalau TDWP lebih menekankan seorang bawahan yang harus menghadapi atasannya yang ribet, Morning Glory berfokus pada seorang atasan yang mau tidak mau harus memerangi kedua bawahannya yang saling 'tolak-menolak'. Saya ngga tahu apa yang ada dipikiran para kritikus maupun orang-orang yang mengkritik negatif film ini, apa mungkin banyak orang yang hanya sekedar ikut-ikutan dalam menilai kualitas film ini? Morning Glory nyatanya masih bisa memberikan sebuah komedi ringan yang sangat menghibur dan manis untuk ditonton. Dengan plot yang tidak rumit dan naskah yang sederhana, Morning Glory adalah tontonan yang memiliki garis penceriteraan yang mulus tanpa dirumit-rumitkan. Secerah dengan waktu tayang Daybreak di pagi hari, film ini tampil sedemikian cerah dengan tampilan film yang segar berkat editing yang bisa dibilang eye-candy lewat tampilan-tampilan scene berita yang menyenangkan dan membuat film lebih hidup. Mungkin sisi dalam kehidupan pertelevisian yang diangkat dan diulik Morning Glory menjadi pesona tersendiri yang tumbuh sepanjang durasi. Tidak hanya sekedar menghibur, di sisi lain film berhasil menggambarkan bagaimana seluk beluk dan apa saja sih yang terjadi di balik layar acara-acara televisi yang sering kita tonton seperti Daybreak. Suatu nilai plus yang tidak hanya menaikkan rating acara televisi fiktif Daybreak, tapi juga memberikan rating positif bagi film Morning Glory sendiri. Membicarakan pesona film jangan dilupakan performa akting para pemain. Rachel McAdams adalah daya tarik utama yang sukses menunjukkan ketegasan dan kekuatan seorang wanita pemimpin yang dipadukan oleh watak humoris yang terkadang konyol dalam diri seorang Becky Fuller. Karakter ini seakan menjadi fondasi kuat yang tidak ubahnya adalah nyawa film itu sendiri. Sedangkan Diane Keaton dan Harrison Ford cukup memberikan kontribusi pentingnya dengan tidak menghilangkan kharisma senior mereka yang juga lucu, walau kadang Ford bermain agak kaku dan tidak selincah Diane. Kehadiran Patrick Wilson tidak bisa terlalu dinilai negatif, walau kurang signifikan, karakternya yang melengkapi sub-plot cerita cukup membantu keragaman konflik sehingga tercipta kemajemukkan dan pengimbangan cerita. Morning Glory adalah komedi segar dengan lelucon-lelucon 'plong' yang berhasil menghibur lewat penggambaran asli kehidupan pertelevesian dan perekonomian Amerika masa kini.
Talking point...
Morning Glory adalah komedi segar dengan lelucon-lelucon 'plong' yang berhasil menghibur lewat penggambaran asli kehidupan pertelevesian dan perekonomian Amerika masa kini.

Rate :
3.5 out of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar