infolinks

Senin, 16 Mei 2011

[Review] I AM NUMBER FOUR (2011)

"I am next."
Director :
D.J. Carusso

Cast :
Alex Pettyfer
Dianna Agron
Teresa Palmer
Timothy Olyphant
Callan McAuliffe

Distributor :
Touchstone Pictures

Genre :
Sci-Fi, Action, Fantasy, Thriller








Who are you?...ah atau...What are you?.. Merasa familiar dengan potongan dialog tersebut? Pasti banyak lah film yang memakai dialog tsb, tapi mungkin yang paling gampang diingat adalah franchise Twilight Saga, lebih tepatnya seri pertamanya, adegan dimana Bella mempertanyakan identitas asli dari sesosok pria misterius yang sedang menjadi pacarnya. Hahaha maksud dari penjelasan saya disamping adalah, akhir-akhir ini sedang maraknya film ataupun serial televisi yang berfokus/menjadikan kaum remaja sebagai sasaran pemasaran produk mereka, yang kebanyakan memiliki isi cerita yang sangat biasa namun tetap saja bisa mengumpulkan jutaan penggila berkat penampilan bahkan tampang dari jajaran cast film tersebut. Oiya, apa yang ingin saya jelaskan dari dialog who are you/what are you tersebut adalah, sajian remaja akhir-akhir ini banyak sekali yang memiliki kisah cerita mengenai...hmm...kisah asmara antara manusia dengan entah itu vampir, werewolf, dll -- yang penting sosok misterius yang nantinya akan dipertanyakan si manusia itu (kebanyakan sih yang jadi manusia tuh yang cewe).

Nah setelah Twilight Saga yang sejak tahun 2008 terus-terusan dibuat sekuelnya per tahun sehingga terkesan nafsu, di awal 2011 ada lagi film dengan premis sejenis berjudul I Am Number Four. Diangkat dari novel dengan judul sama karangan duo penulis James Frey dan Jobie Hughes yang ternyata dipublikasikan untuk pertama kalinya tidak jauh sebelum filmnya rilis, Aug 2010, film ini dibeli hak produksinya oleh Michael Bay yang terkenal dengan robot-robotnya itu. Berhubung di tahun ini ia juga sibuk dengan sekuel kedua Transformers nya itu, D.J Caruso yang sukses lewat film2 aksi nan menghibur ala Eagle Eye pun diberikan kursi sutradara sementara Bay tetap ikut berkontribusi di posisi produser. Tidak mau kalah dalam memamerkan bintang-bintang remaja, I Am Number Four (menurut saya) unggul dalam memilih pemeran semua karakternya, hehe, yang pasti dalam artian fisik, mereka adalah....
Dikisahkan sembilan alien remaja berwujud manusia diasingkan ke bumi. Tenang, kedatangan mereka ke bumi bukanlah untuk melakukan invasi besar-besaran seperti kebanyakan alien di film2 bertema alien lainnya. Mereka datang ke bumi untuk menyelamatkan diri mereka dari kejaran Mogadorians, musuh kaum alien mereka, yang telah menghancurkan planet tempat mereka berasal, Lorien, berikut eksistensi dari segala makhluk yang ada. Kini hanya tersisa sembilan alien, masing-masing dari mereka ditandai dengan nomor urut dan ditemani oleh masing2 satu guardian yang bertugas menemani dan menjaga mereka hingga mereka tumbuh dewasa dan memperoleh super-power mereka nanti. Rupanya Mogadorians belum mengenal kata menyerah, mereka ikut datang ke bumi dan memburu kesembilan alien Lorien yang tersisa tersebut. Mogadorians tidak bisa membunuh sembilan anak itu secara acak melainkan harus mengikuti urutan mereka. Satu persatu berhasil dibunuh; number one, number two, number three, dan berikutnya number four.

Alex Pettyfer memerankan Number Four, sosok alien remaja good-looking dan sangat menarik yang ditemani dengan guardiannya Henri (Timothy Olyphant). Number Four dan Henri hidup di bumi secara nomaden, yaitu selalu berpindah-pindah tempat setiap kali terjadi kasus yang bisa membahayakan atau membocorkan persembunyian mereka di bumi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal sementara di kota kecil di Ohio bernama Paradise. Henri mewajibkan Number Four yang di kota tersebut memakai nama John Smith untuk tidak terlalu berbaur dengan lingkungan demi membantu penyamaran mereka. Di kota tsb John berkenalan dengan Sam (Callan McAuliffe) dan juga Sarah (Dianna Agron), gadis cantik pecinta fotografi yang lama2 dicintai John. Dan untuk pertama kalinya selama kehidupan nomadennya, Number Four merasa yakin bumi bisa menjadi tempat ia memulai hidup barunya.
Memang rata-rata film remaja yang memiliki kesamaan premis mengenai dua makhluk berbeda jatuh cinta ini pasti tidak jauh-jauh beda ceritanya. Lihat saja mulai dari Twilight, The Vampire Diaries, Red Riding Hood yang belum saya tonton tapi katanya mirip banget sama Twilight, hingga sekarang I Am #4, pusat ceritanya sama-sama aja. Si cewe manusia bertemu sosok pria misterius? Sama. Si cewe merasakan keganjilan pada sosok si pria dan mempertanyakan siapa sih dia sebenarnya dengan kata-kata Who are you atau What are you? Hahahaha sama banget, malah tuh kata-kata dipakai di semua film yang saya cantumkan diatas. Dan lalu si pria yang bukan manusia hidup berpindah-pindah demi mencegah kecurigaan manusia di sekitarnya? Sama. Mungkin tiga poin di samping merupakan sebuah kebetulan ya. Dan memang tidak bisa dipungkiri kehadiran Twilight memang sebuah awal dari makin maraknya timbul film sejenis, bukan berarti saya mengatakan film-film setelah Twilight isi ceritanya nyontek, tidak. Buktinya serial TVD sendiri adalah adaptasi dari novel yang rilis jauh lebih dulu daripada novel si Stephenie Meyer. Jadi bisa dibilang orang-orang harus bersyukur atas kehadiran Twilight sehingga banyak sineas memutuskan untuk ikut mengadaptasi banyak karya novelis serupa.

Nah, lalu bagaimana dengan I Am Number Four ini? Terus terang, ekspetasi besar timbul dalam diri saya saat nonton trailernya berikut melihat poster-posternya yang teen banget dan...ya saya suka aja. Setelah berbulan-bulan menunggu muncul bajakannya, ya taulah indo sekarang tambah miskin karena nggak ada film hollywood dari studio major besar yang bisa masuk ke sini, akhirnya dapet juga bajakannya setelah tiga bulan menunggu. Jujur, I Am Number Four nyatanya tidak memiliki kualitas yang berdasar pada ekspetasi besar saya. Bukan berarti jelek, tapi bagus banget juga nggak. Dan jujur lagi, yang ada di bayangan saya pertama kali adalah...oh mungkin film ini bakal seseru Transformers kali ya. Ternyata tidak, I Am Number Four memiliki kekurangan dalam minimnya adegan aksi remaja yang seharusnya dimaksimalkan dengan sangat baik dalam sebuah film sci-fi. Sangat disayangkan durasi 109 menit itu terkesan percuma/mubazir karena terlalu lamanya kita harus menunggu inti cerita dengan menonton kisah hidup Number Four berikut perkenalan dirinya dengan masa SMA di Paradise yang berjalan dengan lambat. Saya sendiri tidak merasakan kebosanan dalam mengikuti jalannya cerita, hanya saja sedikit kecewa dengan apa yang ada di trailer mungkin, atau kecewa dengan apa yang selama ini digembor-gemborkan khususnya nama Michael Bay dan juga D.J Carusso. Transformers? Eagle Eye? Masa sih mereka nggak bisa membuat I Am Number Four memiliki intensitas keseruan sebuah sci-fi layaknya apa yang bisa kita nikmati dalam dua film disamping. Sekali lagi bukannya jelek, tapi dengan nama dua orang tersebut seharusnya mereka bisa memberikan sesuatu yang lebih berkelas untuk kelas sci-fi atas dan mensejajarkan kualitas film itu dengan kualitas nama mereka sendiri.

Tapi tenang, sci-fi-watch-experience tidak mereka lewatkan dengan membiarkan kita menikmatinya di tiga puluh menit terakhir yang saya bilang lumayan seru. Banyak yang menyamakan film ini dengan serial-serial televisi scifi seperti Heroes ataupun Smallville, hmm, memang sih agak terlihat mirip apalagi untuk orang indo yang hanya bisa nonton di tv. Walaupun bukan alasan yang bagus untuk membela film ini, mungkin ekspetasi besar kita terasa hancur karena gagalnya kesempatan untuk menikmatinya di layar besar dan speaker dolby digital, hahaha. Alex Pettyfer yang sebelumnya lumayan terkenal lewat film debutnya Stormbreaker dan kiprah modellingnya bersama brand Burberry ini paling tidak tampil masih lebih baik ketimbang R-Pattz yang buat-buatnya terlaluu terlihat. Walaupun terlihat agak canggung tapi model-turned-actor ini masih baiklah memenuhi sedikit ekspetasi saya. Ada juga Teresa Palmer, yang mengejutkan tampil dengan porsi agak sedikit hanya di sekitar dua puluh menit terakhir sebagai sesama alien si Number Six, hmm kalau sebelumnya dia tampil bersama Nicolas Cage di posisi yang sama seperti Sarah yaitu 'tidak tahu apa-apa', disini ia malah masih kelihatan lebih asik. Oiya, salah satu alasan saya akan I Am #4 adalah Dianna Agron yang terkenal lewat Glee!! Whoa favorit saya nih, hahaha, cantik iya, suara bagus juga iya. Walaupun disini ia hadir dengan penampilan paling kaku tapi tetaplah...Dianna Agron selalu (pentingkah?). Oiya bedanya disini kita nggak akan dihadapkan pilihan team seperti team edward dll, ya secara I Am Number Four agak berbeda dari twilight dll karena tidak memusatkan kisah cintanya pada cinta segitiga.

Talking point...
I Am Number Four tetap menarik dan menghibur, diluar kurangnya eksploitasi besar-besaran dalam naskah cerita maupun porsi actionnya. Aksi berikut penampilan wajah semua castnya adalah salah satu nilai lebih bagi saya, dan juga visualisasi efeknya yang bagus. Sebagai sebuah franchise, I Am Number Four terhitung masih meyakinkan untuk berikutnya dilanjutkan oleh The Power of Six dan sekuel berikutnya yang sampai saat ini belum ditulis bahkan dipublikasikan. Posisi screenwriter yang lebih berpengalaman mengurusi serial sci-fi televisi mungkin agak memberikan pengaruh tv-sense pada film ini. Fans? Pasti bermunculan secara perlahan.

Rate :
2.5 out of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar