infolinks

Minggu, 20 Februari 2011

THE KING'S SPEECH (2010)

"Let Courage Reign"
Director :
Tom Hooper

Cast :
Colin Firth
Geoffrey Rush
Helena Bonham Carter
Derek Jacobi
Guy Pearce

Distributor :
The Weinstein Company

Genre :
Drama, Biopic










Satu lagi film yang mengangkat kehidupan kerajaan negara monarki. Kali ini Tom Hooper (The Damned United, Longford) yang lebih dikenal mengarahkan beberapa serial televisi menghadirkan The King's Speech, film yang mengedepankan kehebatan penampilan para aktornya. Film yang menurut saya memiliki kelebihan dalam penataan artistiknya ini dibintang-utamai oleh Colin Firth (Love Actually, The Last Legion), Geoffrey Rush (Pirates of The Caribbean, Shine), dan Helena Bonham Carter (Terminator Salvation, Alice In Wonderland). Ini merupakan kedua kalinya Colin dan Geoffrey main dalam satu film, setelah pada tahun 1998 lalu bertemu dalam film nominasi Oscar, Shakespeare in Love. Siapa yang tidak kenal Helena? Layaknya Johnny Depp--yang juga sempat main bareng dengannya, ia kerap kali menghidupkan peran-peran unik nan eksentrik dan berbeda dalam beberapa filmnya, sebut saja franchise Harry Potter dan Charlie and The Chocolate Factory. The King's Speech adalah film yang sedang hangatnya diperbincangkan karena banyak yang menjagokan film ini untuk menang dalam beberapa nominasi di banyak ajang penghargaan awal tahun ini, sebut saja 14 nominasi untuk BAFTA Awards dan 12 nominasi untuk ajang paling bergengsi, Academy Awards. Yang menjadi saingan berat film ini adalah The Social Network--yang meraih penghargaan Best Picture pada Golden Globes beberapa waktu yang lalu.The King's Speech merupakan adaptasi dari kisah nyata kerajaan di Inggris tentang King George VI di awal masa perang dunia kedua--yang notabene adalah ayah dari Ratu Elizabeth yang sampai sekarang masih berkuasa. Sebelum memegang gelar King George-nya tersebut, ia hanyalah seorang Prince Albert (Colin Firth), anak dari King George V (Michael Gambon). Sosok yang kerap disapa dengan panggilan 'Bertie' atau 'The Duke of York' ini memiliki keterbatasan dalam kemampuan berbicaranya. Dari kecil ia mengidap suatu kelainan yang menyebabkan dirinya menjadi gagap dan tidak percaya diri untuk berbicara di depan umum. Keadaannya ini membuat istrinya, Elizabeth Bowes-Lyon (Helena Bonham Carter), membantu suaminya tersebut untuk menjalani pengobatan. Karena telah mencoba banyak pengobatan dan ternyata itu semua tidak memberikan pengaruh bahkan perubahan, pilihan jatuh kepada seorang terapis alternatif bernama Lionel Logue (Geoffrey Rush), seorang mantan aktor yang karena kegagalannya malah memutar arah kehidupannya di bidang per-terapi-an. Cobaan menghampiri Albert ketika ayahnya, King George V, meninggal dunia. Keadaan diperparah ketika kakak sekaligus ahli waris tahta ayahnya, Prince Edward VII (Guy Pearce), memutuskan memulai pernikahan kontroversial. Hal ini mengharuskan Albert menerima jabatan sebagai raja. Masalah berkembang saat masyarakat membutuhkan seorang pemimpin yang tegas dan bisa berpidato, apalagi di saat peperangan yang sangat sulit untuk dihadapi. Hubungan pasien-terapis pun kembali dijalankan oleh Albert dan Lionel, yang semakin lama berubah menjadi persahabatan. Begitu pula hubungannya dengan istri dan kedua putrinya. Apakah usaha dan hubungan mereka bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan yang harus Albert hadapi?Dengan durasi 110 menit, The King's Speech sanggup memberikan tontonan menarik dengan penyuguhan kisah di waktu jadul tapi terbalut oleh sinematografi yang sangat modern. Modern yang saya maksud adalah bagaimana pengemasan yang tertata sangat baik, dengan pengkolaborasian naskah sederhana dan penampilan ketiga tokoh utama yang eksentrik. Tiga orang ini tidak lain adalah Colin Firth, Helena Bonham Carter, dan Geoffrey Rush. Sebagai raja, secara sempurna dan sangat baik ia memberikan nyawa kepada karakternya ini. Tokoh yang kadang sangat kaku dan tidak pemberani, namun Colin mampu menyelaraskan segala kelemahan tersebut dengan sosok tabah lewat raut wajah dan dialog-dialognya. Tidak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam berakting. Aktor yang tahun lalu meraih satu nominasi Oscar lewat penampilannya di A Single Man ini dengan charming membuat karakternya layak untuk mendapat simpati dari penonton. Tidak ketinggalan Geoffrey Rush yang memerankan tokoh unik sebagai terapis Lionel. Dari riang, bisa saja seorang Lionel berubah menjadi sosok yang menggurui kita lewat tingkah lakunya, tapi tetap mempertahankan ke-eksentrik-an dalam dirinya. Adegan terapi yang ia lakukan bersama Albert secara tidak langsung sering mengundang tawa saya. Saya yakin mereka tidak memasukkan ide humor dalam naskah cerita, tapi unsur komedi timbul sendirinya dari cara terapi alternatif yang terbilang unik--cara guling-guling di lantai dan goyang-goyang mulut misalnya. Dan yang pasti jangan lupakan kehadiran Helena sebagai ratu yang tabah dan pemerhati keluarga. Sosok keibuannya sangat hangat dan tegar ia mainkan, walau awalnya saya merasa ia bermain sangat kaku. Guy Pearce cukup melengkapi cerita dalam peran kecilnya sebagai kakak Albert yang digambarkan sebagai sosok yang dilematis. Naskah cerita tidak memberikan sesuatu yang sangat berkesan dan spesial bagi saya, tapi yang menjadi kemewahan film adalah pengemasannya. Saya suka cara pengambilan gambar dan pergerakan kamera, adegan demi adegan seringkali di shoot secara close-up dan pemanfaatan lapang ruangan sebagai scene-background--sangat menarik, indah, dan eye-candy. Tidak ketinggalan scoring yang menambah keunikkan dan membantu segi humor dalam film. Tidak heran film ini sering merajai berbagai ajang penghargaan awal tahun ini. Well, The King's Speech menunjukkan sebuah kesederhanaan cerita yang inspiratif dan berhasil dikembangkan lewat totalitas akting dari sebuah ensemble-cast yang baik. Tapi sayangnya film ini belum bisa menyaingi The Social Network yang buat saya hadir dengan naskah dan penampilan jajaran aktor yang lebih brillian, lebih inspiratif, lebih tajam, lebih emosional, dan yang pasti lebih Oscar!!

Rate :
4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar