infolinks

Selasa, 14 Juni 2011

[Feature] MY MOVIE LIFE

Sebelum memulai artikel ini, saya mau ngaku kalau sebenernya ini contekkan dari salah satu rubrik majalah film yang paling saya suka: TotalFilm. TotalFilm adalah satu dari dua majalah yang selalu saya beli tiap bulan, selain Cinem**s yang makin lama makin nggak jelas isinya. Bukannya gimana-gimana, apa yang dibahas oleh majalah film Indonesia tersebut banyak yang nggak penting. Apalagi setelah saya mendapat banyak sumber film yang lebih bagus dan berkualitas. Rasanya untuk sekelas majalah yang harusnya bisa saya cap sebagai "pro", majalah tersebut harus bisa dong bahas yang lebih penting, misalnya isi atau kualitas secara menyeluruh. Tuh majalah kalo nggak ngomongin budget film, cast film, dimana syuting dilaksanakan, siapa distributornya, dll. Wtf?!

Oke mungkin fakta bahwa TotalFilm adalah asli dari Inggris bisa jadi alasan. Tapi bila itu dijadikan alasan, sama aja ngaku orang indo nggak bisa menyamakan kemampuan berpikir orang inggris sana dong, hahahaha! Jadi nggak nyambung kan sama apa yang mau dibahas. Feature blog saya berikut ini saya 'adaptasi' dari rubrik Buzz: My Movie Life di TotalFilm. Mungkin yang langganan tahu lah. 

The films 
that make Daniel Putra forget about reality...

THE FIRST MOVIE THAT I REMEMBER SEEING
SHREK (2001)
Agak lupa sebenernya film apa tepatnya yang pertama kali saya tonton. Tapi yang paling saya ingat sih Shrek. Tepatnya tahun 2001 lalu pas saya masih SD, diajak temen gereja nonton bioskop di PIM (Pondok Indah Mall). Dan Shrek sekaligus menjadi film pertama yang saya tonton di bioskop atau lebih tepatnya pengalaman pertama saya masuk bioskop! Well, namanya juga sepuluh tahun lalu, ceritanya pun sebenernya agak lupa. Yang paling diingat mungkin adegan yang nari-nari di lumpur itu, iya nggak sih?

THE MOVIE I SHOULD HAVE SEEN BUT HAVEN'T
HARRY POTTER SAGA (2001-2011)
THE SHAWSHANK REDEMPTION (1994)
Belum pernah sekalipun saya tonton harpot dari yang pertama sampai yang mutakhir. Bahkan sampai pernah ada tayang marathon di tv apa gitu, saya tetep nggak nonton. Mungkin karena emang dari kecil nggak ngikutin, alhasil jadi males untuk ngejar tujuh filmnya. Harry Potter, well, franchise yang rasanya wajib tonton dan katanya salah satu film fantasi terbaik kan? Pernah ada yang bilang gini ke saya, " jangan ngaku manusia abad sekarang kalo nggak pernah nonton Harry Potter". Hahahaha mau diapain lagi. Oiya tidak hanya karena nggak ngikutin dari kecil, sebenernya dulu dilarang nonton beginian yang berbau sihir (orang tua saya memang oldschool sekali!). Di situs IMDB The Shawshank Redemption peringkat satu film terbaik sepanjang masa versi mereka. Di blog temen-temen, banyak yang masukkin nih film ke film favorit. Temen saya bulan lalu dateng ke sekolah heboh banget sama nih film. Udah saya download sih dari bulan lalu, tapi males aja sampe sekarang nontonnya, antara nggak ada waktu dan....ya itu, males.

THE MOVIES THAT ALWAYS MAKES ME CRY
Nah, bagian ini yang agak susah bagi saya. Saya tuh orangnya nggak bisa nangis sama film, sesedih, semiris, atau semenderita apapun orang di sebuah film. Nggak tahu kenapa kayaknya saya tipe orang hemat air mata kali ya. Tapi ada beberapa film yang sangat menyentuh saya, pengen nangis tapi nggak bisa. Ada tiga: Hachiko A Dog's Tale, Brokeback Mountain, sama Into The Wild. Walaupun begitu, ketiga film ini tetap saja tidak bisa memenuhi konteks "always makes me cry".

THE MOVIE EVERYONE HATES THAT I LOVE
THE CHRONICLES OF NARNIA (2005-....)
Narnia adalah film fantasi yang bisa dibilang sangat anak-anak, yang agak susah dinikmatin orang-orang pro ato yang nyari sensasi film tinggi. Dulu ada yang bilang narnia bisa jadi lawan harpot ke depannya. Hmm, saya akui nggak bisa. Walaupun saya blm nonton harpot, harus diakui banyak pengakuan positif untuk harpot. Tapi tetep aja saya suka Narnia, selain menghibur dan sebuah genre kesukaan saya dulu, yang jadi sisi lain bagi saya untuk suka Narnia adalah si C.S Lewis sendiri (salah satu author fav saya). Saya sudah baca versi novelnya, bener-bener menghibur. Dan lagi, Narnia terbentuk dari modifikasi dan penggabungan cerita Alkitab dan mitologi Yunani. Narnia yang paling bagus menurut saya yang kedua, sayangnya jadi anjlok pas Narnia 3.

THE MOVIE THAT I WOULD LOVE TO SEE REMADE
DEATH NOTE
DETECTIVE CONAN
Ini dia dua karya Asia yang saya suka. Dimulai dari versi komik yang emang 'kelahiran' mereka, kemudia dibuat versi kartunnya sampai dibuat live-action film yang saya bilang agak sampah. Walaupun tetep mereka-mereka yang buat, maksud saya orang asia juga, tapi kok kayaknya live-action nya jelek ya. Mungkin banyak yang nggak setuju dengan pikiran saya yang ngarep nih dua kartun di remake Hollywood. Maklum, banyak banget karya-karya Asia yang diubah jadi sampah sama mereka. Contoh yang paling gampang seperti Priest yang baru keluar bulan lalu (belum nonton tapi banyak yang bilang sampah), ada juga Dragonball Evolution yang bagaikan bantar gebang, bukan sampah. Di luar semua itu, saya pengen terlampau pengen untuk ngeliat versi bule dari semua kartun ini. Berhubung genrenya misteri dan termasuk dalam golongan manga smart yang pake otak dan ceritanya rumit, mungkin agak bagus kalo dipilih director yang nggak sampah. Fincher/Nolan? Ah pasti mereka nggak tertarik. (Andai saya punya kekuatan bisik setan jarak jauh)

THE MOVIE I'D TAKE TO A DESSERT ISLAND
DAVID FINCHER'S FILMS
Woo hoo, Fincher! Nonton film-filmnya bisa buat saya lupa mau minum ato ngambil cemilan untuk dijadikan sampingan. Cukup nonton filmnya, udah bisa buat saya puas. Kayaknya mau apapun keadaannya pas lagi nonton, tetep aja nggak bakal ganggu saya untuk nikmatin film-filmnya dia! Oke agak lebay ya.

THE MOVIE I'D SEE AS A LAST REQUEST
Mungkin sesuatu yang sejenis Risky Business bahkan Toy Story. Film2 yang memakai genre mereka sebagai cara terselubung untuk ngasih sesuatu yang udah mereka set sebagai isi utama film mereka.

THE MOVIE ALL KIDS SHOULD SEE AT SCHOOL
Untuk bagian ini, mungkin cukup nonton sesuatu berbau kartun kayak Toy Story yang emang salah satu masterpiece per-kartun-an yang wajib diliat dari kecil. Ada juga Diary of A Wimpy Kid yang masih tergolong baru. Menurut saya untuk konteks anak kecil, nggak perlu film tinggi-tinggi bagi mereka. Cukup satu kata "menghibur", bisa ngisi masa-masa kecil ya kan. Intinya, jangan paksakan anak kecil untuk nikmatin sesuatu yang nggak bisa mereka ngerti.

THE MOVIE I LOVE THAT NO ONE'S HEARD OF
ALL THE RIGHT MOVES (1983)
Sebuah classic '80-an tentang masalah standard anak-anak sekolahan jaman dulu. Hmmm love, pregnancy, sport, etc. Sebenernya filmnya standard dan nggak ada pesan yang terbilang penting. Tapi untuk sebuah film yang rilis masa itu, kayaknya yang ini tergolong jarang. Saya suka soundtracknya, apalagi yang judul "All The Right Moves" serta lagu-lagu lain yang buat saya nyaman nonton. This one is a good film to watch if you like teen-sport-drama which is rare 30years ago.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar