infolinks

Jumat, 11 November 2011

[Short Review] THE TREE OF LIFE & MELANCHOLIA (2011)

Film art house seringkali menimbulkan penafsiran. To the point, saya bukan pecinta jenis film ini. Film art house pada dasarnya merupakan sebuah karya artistik yang serius, tidak jarang dijadikan eksperimental si sutradara dan tidak dirancang untuk menjadi daya tarik secara umum. Satu hal yang impresif dari pengerjaan kebanyakan art house adalah aspek visual yang indah dan diusahakan sebaik mungkin untuk dialegorikan dengan plot yang ada. Di short review saya ini ada dua film art house tahun ini yang paling banyak mengundang atensi tinggi di kalangan luas, yaitu The Tree of Life dan Melancholia.

THE TREE OF LIFE
Director Terrence Malick Writer Terrence Malick
 Cast Brad Pitt, Jessica Chastain, Hunter McCracken, Sean Penn
Distributor Fox Searchlight Pictures Genre Drama, Arthouse

Menonton The Tree of Life menyebabkan dua hal; mengantuk, atau memaksa kita menelan banyak air karena kehausan. Setelah layar berubah menjadi hitam, secepatnya kata-kata “written and directed by Terrence Malick” muncul, ada dua hal yang terjadi; desahan nafas orang dan keluh syukur orang ‘akhirnya!’. Ada apa dengan film ini? Ada dua pria dalam The Tree of Life yang terpisah zaman; sosok ayah yang keras dan pengontrol, Mr. O’Brien (Brad Pitt), di Texas tahun ’50-an. Pria kedua adalah Jack O’Brien (Sean Penn), sosok dewasa dari putra Mr. O’Brien di masa kini. Dengan dimulainya film, Jack dewasa menciptakan koneksi antara dirinya dengan sang ayah dan keluarga lewat imajinasi atau memori masa kecil, yang diselingi gambar-gambar abstrak terbentuknya jagat raya oleh Terrence Malick.

Saya belum nonton film Malick kecuali ToL ini. Adalah benar kalau Tree of Life agak membosankan seperti yang saya lebih-lebihkan tadi, in a good way. The Tree of Life adalah film yang challenging dan unconvensional, memompa kesanggupan orang untuk bersedia mengikuti sajian-sajian gambar ‘aneh’ bernarasi karya Malick yang tetap solid menyajikan cerita keluarga O’Brien yang touching dan enigmatis. Tidak sekedar main-main dalam ‘membingungkan’ orang lewat semua gambar yang secara kasat mata tidak nyambung sama film, performance yang solid dari para pemain juga baik, khususnya Hunter McCracken. Makna dari film ini terbuka untuk interpretasi, tapi sebaiknya cukup ditonton tanpa perlu men-decode, mentafsir, atau memaksakan pikiran sendiri untuk mencari tahu jawaban dari film yang penuh akan pertanyaan ini. 

Rate : 1 2 3 4 5

MELANCHOLIA
Director Lars von Trier Writer Lars von Trier
 Cast 
Kirsten Dunst, Charlotte Gainsbourg, Alexander Skarsgard, Kiefer Sutherland
Distributor Magnolia Pictures Genre Drama, Arthouse, Sci-Fi

Di saat The Tree of Life berjaya di Cannes tahun lalu dengan merebut Palme d’ Or dan menjadi perbincangan karena sajian visual yang mengagetkan diluar ekspektasi penonton untuk melihat ‘film Brad Pitt’, ada juga Melancholia yang serupa tapi beda dalam bertutur. Kalau The Tree of Life lebih mengaitkan komparasi antara keluarga yang agak bermasalah dengan awal mula terbentuknya jagat raya, Melancholia justru lebih main halus dengan mengaitkan bagaimana bencana jagat raya yang akan segera terjadi di current time bisa mempengaruhi karakter seseorang. Dibintangi oleh Kirsten Dunst, memerankan Justine, yang di sela-sela acara pernikahannya dengan Michael (Alexander Skarsgard) malah merubah keputusannya. Dan berpengaruh kepada sosok sang kakak, Claire (Charlotte Gainsbourg). Film ini bukanlah apocalyptic semacam jenis lainnya yang kebanyakan mengandalkan sense of character’s patriotism, cheesy script, atau aksi pahlawan semacam Bruce Willis.

Melancholia dibagi menjadi dua bagian, Part One: Justine yang menceritakan pernikahan si Justine dan perubahan yang perlahan namun pasti menggerogoti pikirannya. Yang awalnya terlihat senang, hingga terlihat bimbang dan tidak berani bahkan tidak bertanggung jawab akan pernikahannya sendiri. Sedangkan Part Two: Claire lebih menekankan flipping antara Claire dan Justine, dimana Claire yang tadinya tenang berbalik jadi panik akan hari yang mendekati waktu ramalan planet Melancholia akan menabrak bumi. Film dibuka potongan gambar slowmotion yang keren dan ‘bersifat ending’, maksud saya menekankan bahwa akhirnya planet itu memang akan menabrak bumi. Jadi keiistimewaan Lars von Trier disini adalah memanfaatkan planet Melancholia untuk menjerumuskan kedua karakter utamanya ke dalam studi karakter; bagaimana seseorang menyikapi suatu masalah. Kirsten Dunst bermain baik disini, walaupun Gainsbourg jauh lebih dahsyat. Skarsgard muda (‘Skarsgard tua’ juga turut ambil bagian dalam film) tidak sekedar berfungsi sebagai pelengkap ruang lingkup karakterisasi, karakternya menarik simpati saya dan for a moment membuat saya nge-blame Justine. Jujur saya lebih suka dan tertarik sama Melancholia ini ketimbang ToL, karena penuturannya yang lembut dan pas dibanding Tree of Life yang menurut saya pribadi terlalu hyperbola, but still great.

Rate : 1 2 3 4 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar