infolinks

Jumat, 25 November 2011

[Short Review] THE HELP & CONTAGION (2011)

Sejauh ini ada satu film berensemble cast terbaik yang saya kagumi; The Social Network. Didukung oleh kombinasi cerita, directorial, dan sisi teknikal film lainnya. Hadirnya para aktor yang sebelumnya tidak terlalu dipertimbangkan mengisi jajaran pemain di ensemble cast yang out of ordinary. Alhasil bisa dibilang yang didapat adalah ‘born to be rising star’ bagi semua aktor tersebut yang ikut berperan di departemen akting film David Fincher tersebut. Tahun ini ada banyak film embel-embel ensemble cast of the year, kali ini adalah The Help dan Contagion. Dua film yang termasuk terbaik tahun ini.

THE HELP
Director Tate Taylor Writer Tate Taylor
 Cast Emma Stone, Bryce Dallas Howard, Viola Davis, Octavia Spencer
Distributor Dreamworks SKG Genre Drama, Comedy

Diangkat dari buah pena Kathryn Sockett berjudul sama, The Help mengangkat isu rasialisme di era 1960-an ke dalam balutan drama komedi. Dengan Jackson, Mississippi yang terkenal akan its summer’s heat sebagai settingnya, Skeeter Phelan (Emma Stone) adalah ‘would-be-writer’ kalangan kaya raya dan berbeda dari sebagian teman rasisnya. Pada zaman itu, kaum hitam banyak bekerja sebagai 'maid' atau pembantu. Skeeter  meyakinkan dua maid untuk diam-diam berkerja dengannya dalam penulisan buku mengenai kaum hitam. Penulisan buku itu pun membuka pintu besar bagi perubahan kedua pihak; langkah meraih persamaan rasial, dan juga pencapaian publishing buku tersebut berikut dengan karir si Skeeter sendiri.

The Help mengambil settingan waktu pada masa pergolakan sosial waktu itu. Naskahnya berkonsentrasi pada konflik ‘same but different’ antar dua individu dengan maksud menyederhanakan cerita untuk berikutnya bisa dikembangkan sendiri dalam ruang lingkup yang lebih besar. The Help tidak memiliki jalan cerita yang bersifat lecture berkaitan dengan kesederhanaannya. Kekuatan The Help justru datang dari karakterisasi jajaran cast yang sempurna. Walaupun bukan the real star di sini, Emma Stone dengan baik menekankan semangat seorang wanita sebagai seorang leader (ada hubungannya dengan emansipasi mungkin?). Bryce Dallas Howard sedikit lebih baik sebagai antagonis yang insensitive. Dua scene-stealer adalah Octavia Spencer dan Jessica Chastain yang memberikan unsur komikal dan tetap memiliki adegan kuat tersendiri – misalnya perang pie Hilly vs Minny, saat Minny dipecat karena menggunakan toilet Hilly, dan juga ketika Celia ditolak Hilly, cs. secara menyakitkan. Viola Davis adalah bintang disini, dengan penampilannya yang sangat emosional. Penampilannya yang mendominasi buzz bagi film ini menjadi titik kebingungan; apakah dia leading actress atau hanya sebagai supporting role? The Help merupakan salah satu bintang besar di summer 2011. Dan kemungkinan besar akan maju sebagai frontrunner bidang performances di award season nanti. At least please give Davis another nomination, and I hope for Spencer also. Ingat waktu pertama kali Davis mendapat Oscar buzz karena posisinya sebagai ‘scene-stealer’ di Doubt?

Rate : 1 2 3 4½ 5

CONTAGION
Director Steven Soderbergh Writer Scott Z. Burns
 Cast Matt Damon, Kate Winslet, Jude Law, Marion Cotillard
Distributor Warner Bros. Pictures Genre Drama, Thriller

Contagion memiliki judul yang dengan cepat merasuki dan menyebar di pikiran saya, apa yang akan menular di film ini; entah itu virus penyakit atau hal supernatural mustahil yang biasanya terlihat menjijikkan. Lupakan zombie, alien, atau apakah itu yang ada dipikiran anda, karena Contagion berbicara mengenai instrumen ketakutan baru yang lebih real dan mewabah di 60% belahan bumi. Beth Emhoff (Gwyneth Paltrow) baru saja pulang dari Hong Kong dan bertemu dengan sang suami, Mitch (Matt Damon) serta dua anaknya di Minneapolis. Beth yang terlihat lemah seketika jatuh di dapur, mulut mengeluarkan busa, dan meninggal dengan cara yang menakutkan. Kematiannya yang disebabkan virus yang diprediksi berasal dari kelelawar mengundang reaksi besar di berbagai negara, setelah virus itu menginfeksi jutaan manusia lainnya.

Contagion punya banyak nama besar didalamnya, selain dua nama diatas, ada juga Kate Winslet, Marion Cotillard, Jude Law, sampai John Hawkes yang tidak menonjol. Sepanjang durasi, Contagion mengalir dengan kecepatan dan konsentrasi yang mengerikan. Ceritanya sendiri dibuat se-real mungkin dengan menambahkan segala teori biologikal rumit dalam pembahasannya. Contagion sedikit membuat saya paranoid akan kebersihan di sarana publik. Contagion juga membangkitkan memori lama akan awal-awal munculnya virus HIV, Ebola, flu babi, etc. yang diselimuti ketidakberdayaan manusia. Ini adalah well-made film yang mendekati sempurna, dengan naskah yang pintar dan penampilan jajaran cast yang baik. Tidak ada yang menonjol disini, semua aktor bermain secara equal sesuai porsinya masing-masing. Definitely one of this year’s bests, and I’m currently considering this to be one of my top10 list later. Satu hal teknikal yang mengundang Oscar buzz lumayan besar adalah scoring ciptaan Cliff Martinez yang merangsang dan buat merinding. Sebelumnya ia juga menangani scoring untuk The Lincoln Lawyer dan Drive.

Rate : 1 2 3 4½ 5

Jumat, 11 November 2011

[Short Review] THE TREE OF LIFE & MELANCHOLIA (2011)

Film art house seringkali menimbulkan penafsiran. To the point, saya bukan pecinta jenis film ini. Film art house pada dasarnya merupakan sebuah karya artistik yang serius, tidak jarang dijadikan eksperimental si sutradara dan tidak dirancang untuk menjadi daya tarik secara umum. Satu hal yang impresif dari pengerjaan kebanyakan art house adalah aspek visual yang indah dan diusahakan sebaik mungkin untuk dialegorikan dengan plot yang ada. Di short review saya ini ada dua film art house tahun ini yang paling banyak mengundang atensi tinggi di kalangan luas, yaitu The Tree of Life dan Melancholia.

THE TREE OF LIFE
Director Terrence Malick Writer Terrence Malick
 Cast Brad Pitt, Jessica Chastain, Hunter McCracken, Sean Penn
Distributor Fox Searchlight Pictures Genre Drama, Arthouse

Menonton The Tree of Life menyebabkan dua hal; mengantuk, atau memaksa kita menelan banyak air karena kehausan. Setelah layar berubah menjadi hitam, secepatnya kata-kata “written and directed by Terrence Malick” muncul, ada dua hal yang terjadi; desahan nafas orang dan keluh syukur orang ‘akhirnya!’. Ada apa dengan film ini? Ada dua pria dalam The Tree of Life yang terpisah zaman; sosok ayah yang keras dan pengontrol, Mr. O’Brien (Brad Pitt), di Texas tahun ’50-an. Pria kedua adalah Jack O’Brien (Sean Penn), sosok dewasa dari putra Mr. O’Brien di masa kini. Dengan dimulainya film, Jack dewasa menciptakan koneksi antara dirinya dengan sang ayah dan keluarga lewat imajinasi atau memori masa kecil, yang diselingi gambar-gambar abstrak terbentuknya jagat raya oleh Terrence Malick.

Saya belum nonton film Malick kecuali ToL ini. Adalah benar kalau Tree of Life agak membosankan seperti yang saya lebih-lebihkan tadi, in a good way. The Tree of Life adalah film yang challenging dan unconvensional, memompa kesanggupan orang untuk bersedia mengikuti sajian-sajian gambar ‘aneh’ bernarasi karya Malick yang tetap solid menyajikan cerita keluarga O’Brien yang touching dan enigmatis. Tidak sekedar main-main dalam ‘membingungkan’ orang lewat semua gambar yang secara kasat mata tidak nyambung sama film, performance yang solid dari para pemain juga baik, khususnya Hunter McCracken. Makna dari film ini terbuka untuk interpretasi, tapi sebaiknya cukup ditonton tanpa perlu men-decode, mentafsir, atau memaksakan pikiran sendiri untuk mencari tahu jawaban dari film yang penuh akan pertanyaan ini. 

Rate : 1 2 3 4 5

MELANCHOLIA
Director Lars von Trier Writer Lars von Trier
 Cast 
Kirsten Dunst, Charlotte Gainsbourg, Alexander Skarsgard, Kiefer Sutherland
Distributor Magnolia Pictures Genre Drama, Arthouse, Sci-Fi

Di saat The Tree of Life berjaya di Cannes tahun lalu dengan merebut Palme d’ Or dan menjadi perbincangan karena sajian visual yang mengagetkan diluar ekspektasi penonton untuk melihat ‘film Brad Pitt’, ada juga Melancholia yang serupa tapi beda dalam bertutur. Kalau The Tree of Life lebih mengaitkan komparasi antara keluarga yang agak bermasalah dengan awal mula terbentuknya jagat raya, Melancholia justru lebih main halus dengan mengaitkan bagaimana bencana jagat raya yang akan segera terjadi di current time bisa mempengaruhi karakter seseorang. Dibintangi oleh Kirsten Dunst, memerankan Justine, yang di sela-sela acara pernikahannya dengan Michael (Alexander Skarsgard) malah merubah keputusannya. Dan berpengaruh kepada sosok sang kakak, Claire (Charlotte Gainsbourg). Film ini bukanlah apocalyptic semacam jenis lainnya yang kebanyakan mengandalkan sense of character’s patriotism, cheesy script, atau aksi pahlawan semacam Bruce Willis.

Melancholia dibagi menjadi dua bagian, Part One: Justine yang menceritakan pernikahan si Justine dan perubahan yang perlahan namun pasti menggerogoti pikirannya. Yang awalnya terlihat senang, hingga terlihat bimbang dan tidak berani bahkan tidak bertanggung jawab akan pernikahannya sendiri. Sedangkan Part Two: Claire lebih menekankan flipping antara Claire dan Justine, dimana Claire yang tadinya tenang berbalik jadi panik akan hari yang mendekati waktu ramalan planet Melancholia akan menabrak bumi. Film dibuka potongan gambar slowmotion yang keren dan ‘bersifat ending’, maksud saya menekankan bahwa akhirnya planet itu memang akan menabrak bumi. Jadi keiistimewaan Lars von Trier disini adalah memanfaatkan planet Melancholia untuk menjerumuskan kedua karakter utamanya ke dalam studi karakter; bagaimana seseorang menyikapi suatu masalah. Kirsten Dunst bermain baik disini, walaupun Gainsbourg jauh lebih dahsyat. Skarsgard muda (‘Skarsgard tua’ juga turut ambil bagian dalam film) tidak sekedar berfungsi sebagai pelengkap ruang lingkup karakterisasi, karakternya menarik simpati saya dan for a moment membuat saya nge-blame Justine. Jujur saya lebih suka dan tertarik sama Melancholia ini ketimbang ToL, karena penuturannya yang lembut dan pas dibanding Tree of Life yang menurut saya pribadi terlalu hyperbola, but still great.

Rate : 1 2 3 4 5