Director Sofia Coppola Cast Stephen Dorff, Elle Fanning, Chris Pontius
Distributor Focus Features Genre Drama
"Somewhere" adalah salah satu judul dari beribu judul yang tergolong sangat me-representasikan "sajian"-nya. Sebelum menyinggung banyak hal, beberapa poin (nggak penting) mau saya utarakan. Pertama, Somewhere adalah karya mutakhir dari sineas wanita Sofia Coppola. Kedua, Sofia Coppola merupakan putri dari si empunya The Godfather, yaitu Francis Ford Coppola. Mungkin diri sang ayah sebagai sosok sutradara legendaris menjadi legacy bagi Sofia sehingga terlihat mengikuti jejak ayahnya itu. Walau kenyataannya mereka berdua memiliki ciri dan cara tersendiri dalam berkarya, dan jelas sangat bertolak belakang.
Based on my fact, film-film Sofia sebelumnya belum ada yang saya tonton. Sebut aja Lost in Translation yang katanya paling "wah" itu, sampai Marrie Antoinette yang entah kenapa males banget nontonnya (faktor Kirsten Dunst yang nggak begitu saya suka). Padahal emang sih karya-karya wanita yang satu ini boleh dibilang pantas sebagai barang wajib, seperti yang banyak dicap orang-orang. Banyak hal yang bisa dan sangat mudah untuk membedakan sutradara seperti Sofia yang kelihatannya lebih memiliki nilai tinggi untuk membentuk sebuah naskah, dibanding sutradara lain yang kelihatannya lebih membuat sesuatu hanya berdasarkan "karir", bukan "rasa". Oke sebelum men-split kalimat disamping menjadi sebuah penjelasan, Somewhere tahun lalu rilis di Venice Int'l Film Festival dan wah-nya berhasil menyabet penghargaan khusus di festival tersebut.
Based on my fact, film-film Sofia sebelumnya belum ada yang saya tonton. Sebut aja Lost in Translation yang katanya paling "wah" itu, sampai Marrie Antoinette yang entah kenapa males banget nontonnya (faktor Kirsten Dunst yang nggak begitu saya suka). Padahal emang sih karya-karya wanita yang satu ini boleh dibilang pantas sebagai barang wajib, seperti yang banyak dicap orang-orang. Banyak hal yang bisa dan sangat mudah untuk membedakan sutradara seperti Sofia yang kelihatannya lebih memiliki nilai tinggi untuk membentuk sebuah naskah, dibanding sutradara lain yang kelihatannya lebih membuat sesuatu hanya berdasarkan "karir", bukan "rasa". Oke sebelum men-split kalimat disamping menjadi sebuah penjelasan, Somewhere tahun lalu rilis di Venice Int'l Film Festival dan wah-nya berhasil menyabet penghargaan khusus di festival tersebut.
Somewhere, menceritakan sisi lain dari seorang aktor Hollywood bernama Johny Marco (Stephen Dorff). Johny baru saja menyelesaikan film actionnya dan akan pergi ke Italia untuk premiere filmnya tsb. Apa sih yang tidak dimiliki oleh insan Hollywood yang sepertinya kaya adalah barang tentu. Tidak terkecuali si Johny. Walau terlihat standard, hampir semua sudah terpenuhi dalam kehidupannya, terutama dua hal penting: harta dan tampang. Dua hal yang pasti bisa menunjang orang untuk hidup enak dan tenang. Sosok Johny yang agak sederhana juga menjadikan dirinya agak berbeda dari public figure lainnya. Ia tidak membutuhkan rumah dan gaya hidup terlampau mewah untuk menjalani kehidupannya. Johny tinggal di hotel Chateau Marmont---hotel legendaris yang dikenal berkat banyaknya public figure yang suka menginap di sana. Tidak ketinggalan mobil Ferrari hitam juga dimilikinya.
Di luar segala kesuksesan material yang ia miliki, Johny ternyata sosok yang sangat berbeda luar-dalam. Kalau di luar (dalam konteks kehidupan figuritasnya) ia mungkin dianggap ceria dengan senyum dan cara bicaran yang tenang, tapi sebenarnya Johny hanyalah pria kesepian. Segalanya ia lakukan sendiri, bahkan sampai terlihat tidak menerima orang lain untuk diajak bergaul. Kebiasaan memanggil striptease-dancer sampai having sex dengan banyak wanita kerap kali ia lakukan. Ironis memang, semua hal yang harusnya "bisa dibuat fun" tersebut tidak bisa membantu Johny untuk keluar dari kehidupan aslinya yang sendiri dan galau. Ketakutan kadang turut menjajah otak dan perasaan Johny, hingga menjadikannya sebagai sosok yang discreet-depresive. Masa-masa suramnya menjadi lebih berwarna ketika sang putri, Cleo (Elle Fanning), dititipkan oleh mantan istrinya Layla (Lala Sloatman) yang pergi entah kemana. Kehadiran Cleo membuat hari-hari Johny lebih ceria sekaligus memberikan pelajaran hidup yang bisa membantu dirinya keluar dari masalah personal, yang sangat menderitakan sisa hidup seorang Johny.
Di luar segala kesuksesan material yang ia miliki, Johny ternyata sosok yang sangat berbeda luar-dalam. Kalau di luar (dalam konteks kehidupan figuritasnya) ia mungkin dianggap ceria dengan senyum dan cara bicaran yang tenang, tapi sebenarnya Johny hanyalah pria kesepian. Segalanya ia lakukan sendiri, bahkan sampai terlihat tidak menerima orang lain untuk diajak bergaul. Kebiasaan memanggil striptease-dancer sampai having sex dengan banyak wanita kerap kali ia lakukan. Ironis memang, semua hal yang harusnya "bisa dibuat fun" tersebut tidak bisa membantu Johny untuk keluar dari kehidupan aslinya yang sendiri dan galau. Ketakutan kadang turut menjajah otak dan perasaan Johny, hingga menjadikannya sebagai sosok yang discreet-depresive. Masa-masa suramnya menjadi lebih berwarna ketika sang putri, Cleo (Elle Fanning), dititipkan oleh mantan istrinya Layla (Lala Sloatman) yang pergi entah kemana. Kehadiran Cleo membuat hari-hari Johny lebih ceria sekaligus memberikan pelajaran hidup yang bisa membantu dirinya keluar dari masalah personal, yang sangat menderitakan sisa hidup seorang Johny.
Somewhere bisa dikatakan sebagai karya Sofia Coppola yang different from the others (berhubung belum nonton filmnya yg lain, saya cari info dari beberapa source). Ketiga film pendahulunya yang paling terkenal, yaitu Virgin Suicides, Lost in Translation, sampai Marrie Antoinette sama-sama memakai wanita sebagai perspektif ceritanya. Berbeda dengan Somewhere yang lebih tampil beda untuk menggunakan perspektif pria, yang disini disalurkan langsung oleh karakter Johny Marco. Sayang banget kalo dipikir-pikir saya belum nonton semua filmnya, jadi mungkin saya nggak bisa bicara lebih panjang lebar ya well nggak bisa melakukan komparasi lebih dalam. Ada satu poin bagus dari seorang Sofia Coppola yang saya suka. Sofia sering menggunakan kejadian nyata bersumber sampai hal-hal yang pernah ia alami untuk diteteskan ke cerita filmnya sendiri. Dan kali ini, ia mencoba menunjukkan kehidupan tenar tidak selamanya seperti apa yang publik kira.
Karakter Johny disini digambarkan sebagai penakut. Johny bukanlah orang yang suka kesendirian, tapi yang saya liat adalah, dirinya seakan pasrah dan malah kelihatan terpaksa untuk enjoy. Banyak hal awkward yang ditunjukkin mentah-mentah disini, misalnya kebiasaan Johny yang suka mengundang penari striptis ke kamar hotelnya tanpa sense-of-sex sama sekali. Pernah saya lihat tanggapan orang akan film ini, lupa kata-katanya tapi intinya orang itu mempertanyakan mana "kejantanannya" sampai bisa-bisanya nggak having sex sama escort itu, bahkan sampai ketiduran. Selain itu coba deh liat dark-scene pas Johny lagi foreplay, dan seketika dia malah ketiduran di saat-saat yang harusnya menjadi momen paling passionate untuk melakukan "itu". Hal-hal disamping menekankan tanggapan saya mengenai sosoknya, yaitu tidak suka kesendirian tapi ironis sekali malah kelihatan menikmati kesendiriannya itu a.k.a pasrah(mungkin faktor kelamaan sendiri kali ya).
Apa yang mau diterangkan Sofia disini adalah "munafik"-nya kehidupan public figure kebanyakan, mungkin lebih halusnya sangat bertolak-belakangnya luar-dalam diri mereka semua. Saking banyaknya saya juga bingung mau kasih contoh yang mana. Satu contoh, ada beberapa adegan dimana Johny dan Cleo menghindari sorotan wartawan/public. Awalnya saya tidak menganggap penting hal ini, "ah namanya juga capek pasti males wawancara". Oh no, tidak segampang itu. Adegan yang terlihat biasa tersebut sesungguhnya salah satu hal yang mau ditekankan Sofia, bahwa mereka tidak sebaik dengan apa yang kita lihat di tv. Mungkin di tv mereka bisa bilang "ah I love my fans", tapi di belakang tidak sedikit yang meremehkan keberadaan publik. Nggak tahu sih di luar negeri sana, tapi saya yakin 70% hal ini terjadi di benak artis-artis tanah air. Judul "Somewhere" sendiri mewakili apa yang terkandung dalam diri Johny, yaitu suatu tempat/jalan yang harus dipilih Johny untuk mengatasi masalahnya. Walau susah bagi Johny untuk let-it-go atau mengintropeksi dan membetulkan his present life, toh di ending semuanya berubah. Johny pada akhirnya menyadari pentingnya kasih/cinta untuk bahagia (paska si Cleo pergi ke camp). Dan ia juga sadar kalau dirinya nggak boleh pasrah dan nge-stuck di satu masalah melainkan harus moving on. Johny pun check-out dari hotelnya dan nggak akan kembali, lalu nyetir Ferarri-nya as far as he can menuju nowhere, eits, menuju "Somewhere".
Saya agak nggak ngerti kenapa Somewhere terlihat disepelehkan, apalagi mengingat nama Sofia yang sebelumnya pernah mendapat piala Oscar. Somewhere masih punya banyak kelebihan lainnya. Saya suka establishing-shot/long-shot yang digunakan disetiap adegannya. Trik shot seperti ini sebenarnya memang tergolong agak membosankan, untungnya ada yang beda dari Somewhere yaitu sinematografinya yang lembut dan indah. Menonton Somewhere harus diiringi kejelian yang tinggi untuk memahami maksud dari shot demi shot yang sangat berarti. Satu adegan berjalan sangat panjang dan mengikuti arah si karakter berjalan/pergi, mungkin cara ini digunakan untuk mendalami ceritanya sendiri. Long-shot pada Somewhere me-representasikan pendalaman dari karakter Johny, sekaligus menegaskan sebagaimana galau sih seorang Johny itu (walau kadang terkesan repetitif). Adegan berlatar daily-activity pun turut membantu Somewhere untuk menjadi lebih kalem, tenang, dan lebih nyata. Nggak tahu kenapa saya merasa bahwa "opening Ferrari" hampir membuat opening panjang tersebut kelihatan mubazir, sekali lagi: nggak tahu kenapa (apa saya aja yang nontonnya nggak bener). Divisi akting sendiri turut membantu Somewhere menjadi sajian yang hebat. Stephen Dorff, walaupun tidak berdiri sendiri di sini, ia mampu mengekspresikan karakter Johny yang terjebak dalam krisis-eksistensial dengan penuh "semangat untuk nggak semangat" (hahaha ngerti maksud saya?). Dan Elle Fanning memberikan mood cerah tersendiri dalam alur cerita Somewhere. Chemistry-nya dapet banget dan amazingly-loveable. Oh iya, jauh hari sebelum syuting untuk film ini, Elle dan Stephen sering melakukan aktivitas bareng (yang pasti untuk membantu peran mereka). Bahkan Stephen sampai rela antar-jemput si Elle ke sekolah.
Talking point...
Banyak yang bisa dipelajarin dari Somewhere ini, diantaranya pentingnya berusaha dan move on. Jangan stuck like glue aja, pasrah nggak ada gunanya. Somewhere adalah salah satu film terbaik tahun lalu. Nol-nya hal klise dan penyaluran bakat akting yang sangat natural dari kedua aktor sentral memberikan nilai plus bagi karya mutakhir wanita bernama Sofia Coppola ini.
Rate :
4 out of 5