infolinks

Tampilkan postingan dengan label TV Series. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TV Series. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2011

2011 in TV: Terra Nova, Pan Am, & New Girl

Tidak hanya industri film, pertelevisian pun juga termasuk salah satu hal yang memberikan semarak megah tahun 2011. Fall season merupakan periode yang paling banyak digunakan untuk memulai debut episode atau season baru sebuah serial. Fall season 2011 bisa dibilang paling 'ramai' karena banyak sekali serial baru, saking banyaknya saya rada bingung mau nonton yang mana. Dari sekian banyaknya serial baru, hanya empat yang saya ikuti, ditambah season ketiga dari Glee. 

TERRA NOVA
Terra Nova adalah science-fiction dengan setting awal cerita di tahun 2149. Kala itu, kehidupan di muka bumi berikut eksistensi manusia terancam dikarenakan memburuknya kualitas air dan naiknya populasi manusia yang tidak bisa dibendung. Para ilmuwan akhirnya berhasil membuat semacam lorong waktu untuk mengirim manusia ke 85juta tahun sebelum masa itu, yaitu dunia Terra Nova. 

Yang membuat saya sangat excited dengan Terra Nova pada awalnya adalah nama Steven Spielberg yang 'nampang' di jajaran executive producer. Selain itu premis cerita yang terlihat seru berikut dengan bumbu adventure drama yang kelihatannya bakal terlihat pintar. Tapi sayang, sepertinya Terra Nova masih dihantui bayang-bayang Lost hingga terlihat terlalu banyak mengambil pola cerita sampai petualangan dari Lost. Jujur, saya cuma nonton dua episode pertama, dan tidak lagi tertarik. Buat saya pribadi, tidak ada yang menarik dari Terra Nova ini. Segala hal terasa 'plain' dan menjemukkan. Sorry, Spielberg!
[C]

PAN AM
Pan Am merupakan period drama dari ABC yang berfokus pada aktivitas kerja para pilot dan pramugari di maskapai itu. Nama 'Pan Am' sendiri diambil dari maskapai dengan nama yang sama, yang berhenti beroperasi (kalai tidak salah) dekade yang lalu. 

Untuk menceritakkan plot atau fokus cerita utamanya sendiri agak susah, karena sebetulnya Pan Am memiliki plot yang bercabang tergantung dari masing-masing karakternya, tapi bukan berarti multi-plot. Saya lumayan suka dengan Pan Am ini. Pan Am menyajikkan drama dengan balutan thriller histori yang berlandaskan intrik-intrik sejarah asli pada period itu. Ada juga tambahan 'keseruan' lewat konspirasi dan spionase politik yang menjadi nilai lebih bagi Pan Am ini. Tidak sempurna memang, tapi cukup menghibur.
[B-]

NEW GIRL
Zooey Deschanel akhirnya mampir ke layar televisi. Memulai kiprah aktingnya di pertelevisian lewat New Girl, Zooey membentuk sebuah kesan 'adorkable' pada dirinya dengan memerankan Jess. New Girl berpusat pada kehidupan Jess dengan tiga roommate pria-nya di flat yang sama. 

Nonton New Girl mungkin sedikit mengingatkan saya pada Friends, walaupun tidak se-memorable serial tersebut. Zooey disini memang lucu dengan segala kebodohannya. Tapi karakter 'Schmidt' lah yang menjadi scene-stealer disini. Kadang malah saya berpikir dia lebih lucu daripada karakter yang dimainkan Zooey. New Girl merupakan salah satu serial baru terlucu tahun 2011, tapi buat saya tidak sesempurna yang orang besar-besarkan. Kalau boleh dibilang, New Girl adalah 'the most overrated tv show this year'. Nama Zooey mungkin membantu kali ya. Dan menurut saya, performance Zooey juga tidak terlalu 'wah', walaupun memang lucu dan charming. Diperolehnya 2nominasi untuk Golden Globes adalah sebuah kewajaran. Maklum, Globes terkenal suka sekali 'mengundang' nama-nama baru ke jajaran kategorinya. Zooey masuk, Lea keluar. Kalau kata Mercedes (Glee); "Hell to the no!". Ya, buat saya menghilangnya Lea dari nominasi adalah sebuah snub. Karena jelas Lea Michele jauh lebih baik ketimbang Zooey. Sorry, Jess.
[B-]

Ada satu lagi serial baru fall season lalu yang saya tonton dan baru saja menyelesaikan season pertamanya, yaitu American Horror Story (A-). Ya, AHS adalah serial baru terbaik dan paling saya suka tahun ini. Sama 'candu'-nya seperti True Blood. Saya tidak membahas AHS karena mungkin nanti akan saya buat artikel tersendiri. Selain itu ada juga Glee musim ketiga yang semakin baik dan seru, lebih dari cukup untuk memulihkan kejatuhannya setelah musim kedua yang banyak mengundang kritik tajam.

Sabtu, 22 Oktober 2011

11 Reasons Why I Love TRUE BLOOD

It’s been quite a long time since I wrote a take of tv series, which is Glee, the only tv review I had before this one. The forth season of True Blood just ended one month ago, I knew this show but I barely didn’t know about good thing of why people should grab this one, until the beginning of October I tried to catching up and found the reasons people adore this vamp thing.

The first and only reason of why I really want to know about this show is a lot of accolades this show got so easily. So many, let’s say Golden Globes for the faerie barmaid and its nomination for the show itself but too bad that custom ended early this year when the third season didn’t get crowd pleasers like before. I know why but it still great.

True Blood created by Allan Ball, a fiftysomething guy who previously won Academy for his work; American Beauty, decade ago. He is also a guy who brought HBO to gloryness of watchers and rates through Six Feet Under. Based on Sookie Stackhouse Novel, also known as The Southern Vampire Mysteries by Charlaine Harris. TV version is broadcast on HBO and so far four season has been aired.

True Blood centers on a fictional small town in the state of Louisiana, Bon Temps, where a lot of supernatural thing happens. The main character is Sookie Stackhouse, a twentysomething blonde girl who can be able to read people’s thoughts. She is working as barmaid at local bar own by her shape-shifter friend; Merlotte’s. She falls in love with vampire Bill as she found she can’t hear his mind which strange and make herself more curious about him.

That’s how the first season began. The introduction of complexities of vampire society that leads so many problem towards her and also some doubt of their relationship. The following season tell something more dark about supernatural thing, comes with Greek myth. The good thing is, this season received acclaims more than its precedessor got. The show got more complex in the two season after this.

I hooked on True Blood like crazy, tweeted all this thing and never realized it was this dope. I still have one more episode left to watch, which is the season four finale; “And When I Die”. Despite people’s comment of how the current season not as great as before, I still love this show. Season four get me so emotionally. I have been thinking what I’m gonna do when I see how the finale ends, what toxic I need to get to replace True Blood of hooking me? Why on earth I act very crazy about this?

Quirky dark humor
Case in the point of Lafayatte, unlikely hero of Bon Temps, one idiot brother of Sookie; Jason Stackhouse, and so many satirical headlines like “Angelina Adopts A Vampire Baby”. I don’t know which season I seen the magazine with that line, but I can’t forget it.

Opening title sequence created by Digital Kitchen
Along with catchy song from Jace Everett; Bad Things (I downloaded the clip from YouTube and often play it on my iPad), the opening can be seen in all episodes and really sets the tone of True Blood. As addictive as the show itself. This sequence features images of sex, violence, and religion. From what I read, all frames express how fanaticism of faith and sexuality could make human animalistic.

More gore, more scary, and more sex
Vampire on the shit-Twilight got nothing to do on how to bite, on Vampire Diaries is a bit simple and not intense. But True Bloos’s blood-suckers are more into it. They drain, feed from human like hungry animal, and then do violent sex. Remember when Bill get mad and twist Lorena’s head 180degrees? And some heart rip-off? Scary. And don’t get them wrong about showing plenty of nudity. It has purpose and that is how to set True Blood its dark side. However, the sex scenes are engaging.

You don’t need to see lockers
Both Twilight and Vampire Diaries sets highschool as the place where love between human and vampire happens. Don’t you really sick about chick thing? While two things above centered towards teens, instead True Blood goes in terms of adult themes, along with great story.

Social and political allegories
Pro-contra of vampire presence amplifies the reality of racialism. Their struggle interpreted as allegory for LGBT right. Vampires in True Blood are minority and trying to get equality. Allan Ball is gay, I suddenly remember of how a gay creator would add this case on the show with a good way just like Ryan Murphy did with his musical.

The promo, taglines, merchandises, and icon in it.
“Waiting sucks”, yes it really does. I love the poster, most of it shows its sensuality. I want to buy merchandises, especially Tru Blood drink. And Fangtasia or Merlotte’s bars are iconic.

Southern accent and f-bombs
I don’t know how to describe their accent, I just love it and want to learn how to pronounce words properly, very cool isn’t it? I also love the use of f-bombs. It’s pretty funny word. It can be as expression of surprise, madness, passion, or just ordinary talking.

Interesting characters (great ensemble cast)
How to tell whether an ensemble is great or no? That you can spend times trying to choose your favorite character. Together they encapsulates what the show really is. I like the difference of quirk that each character has. Rutina Wesley as Tara was my favorite, although now she isn’t as sarcastic as she was, she still interesting. I love to see the childlike sense of Jason and Andy’s stubbornness, which always give me pleasure of laugh. Lafayette’s deep voice always comes with his dark humor, and his over-the-top costumes are ridiculous funny. Both Arlene and her cautious side are strangely great. I hate all antagonists, whenever they comes to fill up each season’s conflict I wanna bite them, if only I had fang. Maryann and Lorena are badasses!

The beautifully written story and cliffhanger
The story is mature as in you see naked people. True Blood offers people the good amount of suspense and horror, along with heartbreaking conflict between Sookie and Bill that always happens. I both love and hate endings of each season, which leave me depressing, heartbreaking, and wanting more. I’m so curious about the changes and which direction the show will go. Cliffhanger ending used in almost every episode even each season's finale and leaves me breathtaking. This way ensure audience will return to see how the ending will be resolved on the next. I wish they knew how depressing it does of one year waiting.

The vampires
I think Pam is the strongest. Besides her lesbian and outfit weirdness, she is really standing up to her maker. She would do anything as long as bring goodness to both her and Eric. The depth of her relationship with Eric is really deep. She speak whatever she want. Jessica and Bill comes with their vulnerability. I wanna slap The Queen and Lorena whenever in frame. Eric is a tough viking. Another thing I really admire about True Blood’s vampires is the writers consistent with vampire myth. They can’t sparkle under the sun like Edward does. They can’t do daywalking like in Twilight and Vampire Diaries with their stupid ring. And vampire afraid of silver and wood.

Sookie Stackhouse
I understand the reason Anna Paquin earned Golden Globes. Sookie always running into trouble. She is strong and will do whatever she think right for people she love. She isn’t ordinary blonde girl. She is funny and the biggest scene stealer. It’s kind of miracle that she still alive until now. So many of her relative murdered or disappeared around her, and it never set her down. She is fairy, can pull out strange light from her hand. I’m sure it can be depressing to read people’s thoughts. She fights myth creatures. And she love both Bill and Eric.


There are some missing and unnecessary subplot in season four that left me confused and I thought there was shown only to give promoted role their own story. I still wondering why they missed the fae thing, as a matter of fact season four begins with Sookie trapped in that riduculous land. Ok they didn't missed it, instead they brought one fairy to earth with a silly way. Other unnecessary things are werephanter, the twist returns of Steve Newlin and Rene, unexpected lesbian turned of Tara and her useless girlfriend, etc. I've got no idea where is Sam's feeling to Sookie has been gone? I loved Tommy, he was fit to filled up his storyline with Sam but it was just weird the character got killed. They chose to tell another complex shape-shifter trouble to Sam instead of giving Tommy more. I also loved to see Hoyt and Jessica relationship that never be lasts forever. I'm ok with Debbie shot Tara, I just hope they wouldn't turn her to be zombie, vampire, or ghost. Why so many people got confused of her presumed death? I think whether Eric or Bill will come directly to Sookie (remember they feels Sookie's fear) to feed Tara.

So, whatever your reasons of liking True Blood are, I can agree on one thing: 
This is a f**ckin addictive dope, baby!

Jumat, 01 Juli 2011

THE VOICE - First Season (2011)

The Voice adalah vocal competition pendatang baru di tahun 2011 yang dengan cepat mendapat banyak penggemar. Mengapa?

First of all, kira-kira di penghujung April lalu lah saya mulai mendapati ada reality show baru yang muncul dan berhasil meraih respon dan hype tinggi di publik. Yes, Welcome to The Voice! The Voice adalah U.S singing-competition hasil adaptasi dari The Voice of Holland. Sebagai versi lain dari originalnya, The Voice ini mengeluarkan debut episode-nya pertama kali pada tanggal 26 April 2011 lewat tayangan off-air. The Voice sendiri merupakan reality show yang bernaung dan disiarkan oleh stasiun televisi NBC. Dan baru saja berakhir pada 29 Juni 2011 dengan satu pemenang yang dinamakan "The Voice"

FORMAT
Apa yang membuat The Voice sangat berbeda dari ajang kompetisi lainnya? Yang pasti tidak lain karena format kompetisinya yang sangat berbeda dan inovatif. Selain itu, The Voice memiliki empat orang yang menjadi daya tarik utama bagi suksesnya breakthrough-show ini. 

Acara dibawakan oleh tv host Carson Daly yang mengendalikan jalannya live-show maupun recorded-show, dan juga memberikan narasi dari acaranya sendiri. Dibantu oleh Alison Haislip, tv koresponden yang membawakan acara dari belakang panggung dan melaporkan respon orang-orang mengenai acara ini lewat berbagai media sosial. Dan siapa empat daya tarik utama tersebut? Mereka adalah empat musisi terkenal di dunia dan semuanya pernah meraih Grammy, yaitu vokalis band Maroon 5, Adam Levine, country singer Blake Shelton, singer dan produser Cee Lo Green, dan terakhir diva wanita paling menarik dekade terakhir ini Christina Aguilera, satu-satunya coach wanita. Empat orang ini menamai diri mereka sebagai "coach", menyeleksi para peserta untuk masuk ke dalam team mereka masing-masing dan akhirnya diberikan latihan untuk menjadi "The Voice".

Memiliki total dua belas episode dalam kurun waktu yang terbilang singkat (dua bulan), kompetisi dalam The Voice dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

BLIND AUDITIONS 
(Eps. 1 - 2)
Lewat Blind Auditions, empat coach memulai tugas mereka untuk mencari delapan orang yang nantinya akan menjadi team masing-masing. Cara audisi dalam acara ini sangat berbeda dari kompetisi lainnya. Mereka diaudisi langsung untuk tampil di atas panggung dihadapan banyak penonton layaknya acara tv. Tidak hanya itu, empat coach tidak diperbolehkan untuk melihat langsung peserta yang sedang bernyanyi. Kursi semua coach diputar menghadap penonton, sehingga mereka hanya bisa mendengar suara peserta tanpa melihat langsung seperti apa rupa mereka. They'll know it when they hear it. Apabila suka dan mau mengambil peserta tsb untuk masuk ke dalam team, setiap coach boleh menekan tombol dan kursinya bertuliskan "I WANT YOU" akan berbalik pandang ke arah panggung. Dan bila yang menekan tombol lebih dari satu coach, peserta wajib memilih satu orang yang mau dijadikan coach mereka. Di akhir tahap, hanya Cee Lo Green yang mampu mengisi delapan anggota dan lainnya masih membutuhkan satu atau dua orang lagi. Tahap second chance pun dilakukan untuk mengisi tempat kosong tersebut.

BATTLE ROUNDS 
(Eps. 3 - 6)
Setelah sesi Blind Auditions, setiap coach pada akhirnya mendapat masing-masing delapan orang anggota. Coach bertugas mendevelop, melatih, dan juga memberikan some advice kepada semua anggota. Once the teams set, the battle is on. Pada Battle Rounds yang berlangsung selama empat minggu ini, tiap anggota dalam satu team akan diadu satu sama lain. Dari delapan orang, coach harus membaginya menjadi empat team yang masing-masing berisi dua orang. Tiap dua orang tersebut diharuskan melakukan duel-song di atas panggung seperti ring tinju, dan coach harus memilih hanya satu dari mereka untuk maju ke babak selanjutnya. Pada akhirnya, hanya tersisa empat anggota dalam satu team untuk melakukan tahap yang lebih tinggi.

LIVE SHOWS  
(Eps 7 - 12 end)
Setelah menjalani dua tahap awal yang disiarkan secara off-air, pada akhirnya enam belas peserta yang masih bertahan berkesempatan untuk tampil secara on-air di hadapan publik. Live Shows masih di-split menjadi tiga bagian

QUARTER FINALS (Eps 7 - 8)
Dalam quarter finals, 16 peserta (4 peserta masing-masing team) tampil diatas panggung live-show. Cara penyeleksian juga berubah, dengan diberlakukan public-vote untuk memilih satu peserta dan tetap memakai hak veto coach untuk memilih peserta kedua yang maju ke semifinal. Di minggu pertama, #TeamChristina dan #TeamBlake tampil untuk pertama kalinya secara langsung. Minggu berikutnya, kesempatan #TeamCeeLo dan #TeamAdam untuk tampil. Setiap peserta diberikan lagu untuk dinyanyikan oleh coach mereka, dan dalam show mereka juga menampilkan non-competition performance bersama masing-masing coach. Dari empat peserta di masing-masing team, harus dipilih orang untuk maju ke babak semifinal. Satu orang dipilih berdasarkan voting public terbanyak, dan yang satu lagi dipilih berdasarkan pilihan coach.

SEMI FINALS (Eps 9 - 10)
Memasuki tahap yang semakin tinggi dan sengit, dari enam belas peserta kini tersisa delapan peserta dengan dua peserta di masing-masing team. Semua peserta menampilkan lagu yang diberikan coach sebelum esok harinya memasuki Result Show. Di result show, tiap team akan dipilih satu orang terakhir untuk mewakili team masing-masing di tahap terakhir nanti, Finale Shows. Empat orang tersebut diputuskan melalui penggabungan dua cara, yaitu public-vote dijumlah poin dari coack mereka (tiap coach wajib men-split score 100 menjadi dua bagian).

FINALE SHOWS (Eps. 11 - 12)
Empat grandfinalis memberikan the very last performances on The Voice. Tiap finalis membawakan dua lagu, yaitu lagu original yang dinyanyikan sendiri dan duet bersama coach. Keesokkan harinya di Result Show, tiap finalis mengisi acara dengan tampil duet bersama empat orang musisi. Mengakhiri acara dan season pertama, The Voice pada akhirnya mendapat seorang "The Voice" yang didasari oleh public-vote saja dan berhak atas kontrak rekaman Universal Republic dan $100,000.


Mengapa The Voice lebih baik dari kompetisi lainnya?
Mengapa saya suka The Voice?

  • Hal pertama yang menjadi alasan saya yang pasti karena empat orang coach disini. Jujur, saya agak bosan dengan acara-acara kompetisi yang memilih untuk masang figur-figur jadul atau yang suka mereka katakan legendaris. Sosok legendaris, jadul, or whatever tentu tidak segampang itu saya jadikan alasan. Karena kebanyakan dari mereka terbukti nggak bisa membantu acara mendapat hype yang lebih kuat dan fun. Nggak tahu kenapa kok saya merasa nowadays banyak banget reality competition yang judgesnya nggak berubah-ubah ya ngasih comment? Kayaknya sama-sama aja gitu arah pandang dan cara menanggapi sesuatu. Beruntung banget The Voice punya empat coach yang duduk di atas kursi merah sepanjang acara. Anehnya kok Carson Daly bawain acara datar banget dan nggak ada kontribusi ngebuat TheVoice seru ya, kayaknya lebih seru Ryan Seacrest aja gitu yang bawain. But, it's ok lah. 

  • Christina Aguilera adalah salah satu penyanyi favourite saya dan dari dulu sampai sekarang saya berani mengatakan bahwa kualitasnya nggak pernah jatoh dan malah tambah kuat. Salah satu keunggulan Christina adalah personalitasnya yang baik di mata semua orang, nggak seperti kebanyakan artis yang sering banget buat masalah ini itu. Suaranya? Duh, you are just too stupid kalo nggak suka sama suara Christina. Tapi kok, di The Voice dia jadi lebih gemuk ya hahahaha. Berikutnya Adam Levine, frontman salah satu band fav saya, Maroon 5. Mungkin kehadiran Adam Levine disini dijadiakan passionate tersendiri kali ya bagi cewe-cewe hahaha. Ada juga Blake Shelton, yang jujur saya baru tahu dirinya gara-gara nonton The Voice. Dan pas download lagunya, ugh ternyata country song enak juga loh. Salah satu lagunya yang saya suka adalah Honey Bee. Terakhir adalah Cee Lo Green, yang saya tahu hanya karena lagu Forget You-nya yang fun dan seru itu. Itulah empat daya tarik utama dalam The Voice. Hal paling menyenangkan dari mereka adalah seringnya mereka mengeluarkan jokes dan bahasan yang seru dan membuat acara nggak datar seperti *oops* American Idol. Kadang mereka juga suka adu mulut seru yang pasti nggak serius, dan membuat saya jadi lebih enak nontonnya.
  • The voice is not about judgement. Empat orang tersebut bukanlah judges, melainkan coaches. Ini satu hal yang paling menarik untuk disukai dan dipuji dari The Voice. Mungkin selain mau memberikan cara berbeda dan lebih inovatif, The Voice mau menekankan bahwa dalam berkompetisi men-judge dan mengkritik bukanlah hal yang sangat benar. Saya nggak bilang dengan dipilihnya sistem judges di banyak acara merupakan suatu kesalahan, toh cara itu pasti masih akan terus dan terus dipakai dan nggak sepenuhnya salah. Diterapkannya sistem coach atau pelatih sepertinya lebih menunjukkan profesionalitas orang-orang terdepan dalam suatu kompetisi. Lucu juga loh kalo nonton banyak acara kompetisi, miris banget judgesnya orang-orang berbakat dan terkenal tapi cuma bisa memberi pendapat dan kritikkan pedas numpang lewat. Kadang saya suka kesel dan ngomong, "Kayak lo bisa aja?!". Hal inilah yang coba dikoreksi terang-terangan oleh The Voice. 

  • Dan jangan salah, coach disini tidak sekedar melatih pulang-pergi layaknya kursus private yang ibaratnya hanya seputar bayaran dan jasa. Sekali lagi, inilah hal negatif yang ada di banyak kompetisi. Seperti yang saya katakan tadi, judges di ajang lainnya terlihat seperti "just do a JOB", tidak memikirkan para peserta yang menjadikan ajang-ajang tersebut sebagai sebuah momen bersejarah dalam hidup mereka. The Voice berbeda, diluar melakukan JOB mereka untuk melatih vokal para anggota, mereka juga memberikan lots of advice dan trik-trik buat maju. Coaches juga memberikan ajaran untuk melatih self-confident mereka yang diperlukan untuk seorang "The Voice". Yang saya lihat dan saya yakin itu benar, tidak hanya hubungan sebatas acara aja yang terjadi dalam coach dan team. Tapi selama masa The Voice, timbul rasa kekeluargaan dalam semua team, yang menunjukkan betapa berhasilnya masa pelatihan. 

  • Personality para coaches juga menjadi fondasi kuat yang membangun hype megah publik kepada The Voice. Saya yakin dipilihnya empat orang tersebut dilakukan kreator dengan selektif layaknya memilih peserta. Dan saya bakal sedih banget kalo sampai ke depannya struktur empat orang ini dirombak atau diubah. Mungkin personality empat orang coach ini ada yang ragukan dan berpikir, "Ah palingan cuma sekedar numpang lewat doang omongan mereka". Hell No!! Nggak bermaksud untuk sok tau, tapi apa yang saya lihat dari cara mereka bertindak, raut muka, sampai omongan mereka, saya yakin semua itu nggak fake. Kalau mau semakin yakin, coba follow twitter semua kontestan dan liat segembira apakah mereka di The Voice, nggak sekedar kontrak kerja. Di babak quarterfinals juga dikasih liat tiap team pergi hang-out sama coach masing-masing, seperti dinner, massage, etc. Bahkan Blake Shelton ngajak Dia dan Xenia untuk ikut tour konsernya sampai tampil bareng di atas panggung. What a family?!
  • Team Blake. Ya, team jagoan saya disini adalah Team Blake yang dipimpin oleh Blake Shelton sebagai coach. Easily, saya sangat suka dengan figur Blake ini walaupun saya baru tahu nama dia pas nonton The Voice. Blake memiliki personality yang sangat baik, jujur, membangun relationship paling baik dari semua coach, dan pay attention for every single time. Lagu-lagunya pun saya juga suka, nggak cuman karena suka The Voice lalu saya suka lagunya loh, tapi emang pas saya download ternyata musiknya enak aja didenger. Kayaknya Team Blake udah sempurna banget bagi saya, di dalamnya juga berisi peserta-peserta paling likeable, khususnya jagoan saya Dia Frampton yang paling unik dan sayangnya cuma bisa jadi runner-up (coba download lagunya yang Heartless deh, enak banget). Ada juga Xenia dan Elenowen yang wajib didenger suaranya!
  • Coaches' performances! Inilah keuntungan dari acara yang punya artists/judges/coaches asik-asik. Nggak cuma asik di backstage dan kursi, empat coach ini sering banget tampil di atas panggung bareng dan nggak usah basa-basi: KEREN!. Performance pertama mereka ada di episode paling pertama. Performance pertama mereka lah yang meyakinkan saya untuk mau nonton The Voice, dan bener-bener ngasih feel asik ke diri saya.
  • Hal inovatif lainnya ada di cara memberikan voting ke setiap peserta. Tidak sekedar SMS dan telepon seperti kompetisi lainnya, yang nggak jarang membuat acara memilih pemenang yang nggak banget. Voting The Voice dibedakan menjadi dua, yaitu public vote dan hak pilih masing-masing coach. Dari tahap blind auditions sampai battle rounds, hak memilih diberikan sepenuhnya oleh semua setiap coach untuk memilih representer di tahap selanjutnya. Cara voting sedikit berubah di tahap quarter finals sampai semifinals. Di quarterfinals, setiap team dipilih dua peserta untuk maju ke semifinals dimana satu orang berdasarkan public-vote dan satunya lagi berdasarkan hak pilih coach. Dan di final keputusan hanya didasarkan oleh public-vote, agak miris sih tapi mau diapakan lagi hmmm namanya juga sisa satu peserta tiap team. Jarang loh ada kompetisi komersial yang masih mau memakai cara hak pilih penilai (yang disini adalah coaches). Cara ini menekankan sekali lagi, selain inovatif, The Voice adalah acara yang tidak sekedar mencari keuntungan belaka lewat public-vote yang seringkali tidak memperhatikan mana yang bagus mana yang tidak. The Voice masih memegang teguh arti dari sebuah "kompetisi", dengan memperhatikan kualitas dari semua peserta yang sangat berkualitas. Oh iya uniknya lagi, public-voting bisa dilakukan dengan banyak cara, yaitu SMS, telepon, web vote, sampai iTunes downloads.
  • Format acaranya yang berbeda. Emang sih ada X-Factor dan Got Talents yang sedikit berbeda dari American Idol, etc, tapi sayangnya tetep aja masih sejenis dan nggak bisa ngasih perbedaan yang signifikan. Tidak hanya itu, semua peserta The Voice bagus semua! Dari 32 besar sekalipun, susah loh saya milih mana yang jelek dan mana yang bagus. Kalo di American Idol tuh gampang banget untuk cari yang jelek, tapi di The Voice bagus semua. Agak bingung itu semua peserta datang darimana ya suaranya bagus gitu. Well, The Voice is totally worth it to watch. Go try to download then catching up this show, and you will be loving this show. Oh iya, di akhir Juli nanti bakal ada The Voice Live Concert. Pengen banget nonton, daripada American Idol Tour mendingan nonton ini sih kalo saya. Oh iya (lagi), season kedua sudah dimulai castingnya (kok disebut casting ya?) dan mungkin akan muncul akhir tahun ini atau awal tahun depan.
  • No theme nights. Saya termasuk orang yang nggak terlalu suka sama pemilihan tema lagu yang terlalu diatur, kayaknya dengan tidak dipakainya tema-tema di The Voice, memungkinkan semua finalis untuk memberi langkah terbaik ke depannya menurut cara mereka sendiri. Bromance among guy coaches juga buat show jadi seru loh. Hal penting lainnya adalah nggak ada dramatisasi yang sering banget dilebay-lebayin di banyak acara, ya taulah sekalian nyari untung. Durasi yang terbilang singkat juga cara yang bagus, nggak bertele-tele isi acaranya. Just go to the point. Oh iya jumlah episode yang cuma 12 juga menjadi kelebihan tersendiri disini. The Voice tidak bertele-tele dengan tidak memakai result show yang suka makan waktu (walaupun tetap ada dua result show). 
  • Semua performance dari Blind Auditions sampai Finale dibuat versi Studio Recordingnya. Nggak cuma yang maju ke babak yang lebih tinggi, tapi yang kalah-kalah dikasih kesempatan untuk recording lagu yg mereka bawain di The Voice ini. Bagus juga loh, selain ngasih semua orang kesempatan buat nyoba gimana sih recording, sekalian nggak usah pusing-pusing buat album kompilasi seperti American Idol, etc. So, tinggal download di iTunes. Hampir semua performance dari Blind Auditions sampai Finale udah saya download. Keren!

    LIST

    Favourite Episode 
    1. Episode 9: Live Rounds, Week 3 - Semi Finals
    2. Episode 7: Live Rounds, Week 1 - Quarter-Finals, Week 1
    3. Episode 12: Live Rounds, Week 4 - Finals Results

    Favourite Contestants 
    1. Dia Frampton
    2. Frenchie Davis
    3. Casey Weston
    4. Beverly McLellan
    5. Xenia

    Favourite Team 
    1. Team Blake
    2. Team Adam
    3. Team Christina
    4. Team Cee Lo

    Best Personality 
    1. Blake Shelton
    2. Christina Aguilera
    3. Beverly McLellan

    Best Performance 
    1. Christina and team - Lady Marmalade
    2. Very first coaches' performance on the first episode
    3. Dia Frampton - Heartless
    4. Frenchie Davis - Like A Prayer
    5. Blake, Xenia, Dia - Honey Bee
    Remarkable & Unforgettable Battle
      1. Cherie Oakley vs Lily Elise - Since U Been Gone
      2. Emily Valentine vs Curtis Grimes - Need You Now
      3. Dia Frampton vs Serabee - You Can't Hurry Love
      Watch out American Idol, The Voice just took over!

      Minggu, 05 Juni 2011

      [Recap & List] GLEE SEASON TWO

      Glee! Nggak kerasa season dua dari serial televisi yang pertama kali muncul dua tahun yang lalu ini sudah berakhir. Antara seneng dan sedih hahaha maksudnya sedih karena males nungguin tiga bulan lagi untuk season yang ketiga. Mungkin banyak kan ya yang udah tau apa itu Glee. Untuk sekedar basa-basi, Glee adalah drama-komedi-musikal yang berpusat pada kelompok choir kecil di sebuah highschool di Lima, Ohio yang beranggotakan para underdog di sekolah tersebut. Kalo yang udah nonton dari pertama dan nggak pernah ketinggalan pasti tau gimana jalan ceritanya. Yap, isu utama yang menjadi topik singgungan panas di Glee adalah isu bullying. Dan semuanya dikemas dengan sangat sangat sangat baik lewat sempurnanya realisasi antara akting semua cast yang keren-keren, naskah yang bagus, dan juga jangan lewatkan lagu-lagu dan porsi humor yang pas. Season pertama terbukti sangat baik dalam mengantarkan tema utama yang coba ditekankan Glee untuk ke depannya dipertimbangkan semua orang agar mengambil pesan-pesan terselubung di dalamnya. Tapi saat season dua muncul......semuanya berubah. Nggak tau apa yang ada di benak penulis naskah ataupun tim lainnya, saya ngerasa season dua berbeda aja.


      Gleetic (Glee Critic):
      1. Hal utama yang dibuang mentah-mentah di season dua adalah tema asli dari Glee mengenai underdog dan bullying yang harusnya semakin kuat tapi malah hilang gitu aja.

      2. Ibaratnya kalo season satu tuh semacem film biasa, dan season dua adalah film ensemble cast/multi plot layaknya Valentine's Day yang arahnya tidak diatur dengan baik.

      3. Banyak banget yang terlalu diribetin di season dua. Kalo season satu fokus utamanya adalah pada New Directions yang berjuang mati-matian demi melepaskan segala label negatif, di season dua malah rada nggak jelas arahnya. Ibaratnya tuh kayak kawin lari; orang mau kawin bodo amat nggak disetujui terus kabur tapi nggak tau mau pergi kemana.

      4. Emang sih dengan diberikannya jatah cerita pada pemain2 yang di season lalu porsinya sedikit membuat Glee jadi nggak ngebosenin dan tambah lucu, tapi ada beberapa plot cerita dari beberapa pemain yang saya nggak suka. Yang paling saya nggak suka adalah keputusan si screenwriter untuk merubah Santana menjadi lesbian. Oiya kayaknya tuh season dua terlalu berfokus pada komplikasi relationship antar anggota ND yang bener-bener ruwet dan kayaknya kasian banget ya kalo ada kisah pacar-pacaran begitu terjadi beneran hahaha. Dan yang paling nggak banget tuh adalah Samcedes.....ugh.

      5. Banyak banget spoof-spoof di season dua, saking banyaknya males banget saya jelasin. Perhatikan aja deh dgn seksama. Banyak banget fakta konyol, yang paling konyol tuh ada di Nationals saat ND pergi ke New York tanpa latihan apa pun dan belom sama sekali nulis lagu. Kalo saya jadi mereka sih mending pulang balik ke Ohio dan tidur. Semua itu menunjukkan seberapa bodoh plotline di Glee. Selain itu saat Regionals, tiba-tiba ada karton berbentuk tangan 'L' ciri khas Glee di bawah kursi Warblers dan langsung mereka bagikan satu-satu. And then....dalam waktu yang begitu singkat semua penonton sudah memegang karton itu. Konyol sekali ya kan!

      6. Jadi ya maksud saya tuh, kalo mau membuat cerita berjalan lebih jauh ya agak dipikir-pikir dulu lah ya. Jangan asal buat cerita tanpa merhatiin apa yang sebelumnya si karakter alami. Misalnya keputusan merubah Santana jadi lesbian, ya kali Santana yang di puluhan episode lalu yang bener2 straight gitu ternyata lesbi. Naskah dadakan kali ya. Tapi diluar semua itu, entah kenapa gue semakin suka sama sifat Santana sekrang yang tetep evil tapi lebih wise dan kocak. Terus kalo mau di 'aktifin' semua cast agak dipikir-pikir dulu sih ya, misalnya ya kali sebuah choir group gitu anggota band nggak diajak ngobrol ato masuk ke dalam cerita (perhatiin orang-orang yang suka mendadak muncul untuk ngeband dan si pak kumis pianis).


      7. Kompleksitas hubungan. (bukannya jelek, tapi konyol)
      Rachel : Finn, Puck, Will, Jesse, Blaine.
      Finn : Rachel, Quinn, Santana
      Quinn : Finn, Puck, Sam
      Puck : Rachel, Quinn, Zizes, Mercedes, Santana
      Will : Emma, Terri, Holly, April, Shelby
      Coba bayangin kalo semua ini nyata, pasti udah jambak-jambakkan tuh. Saya nggak ngerti apa yang ada di pikiran penulis sampai berani ngebuat mereka-mereka ini punya hubungan yang tambah rumit, aneh, dan konyol. Coba bayangin, season satu Finn mutusin Quinn karena masalah kehamilannya, dan di season dua mereka balik lagi. Apakah masalah dulu tsb bukan sesuatu yang besar? Terus banyaknya hubungan entah itu pertemanan atau pacaran mungkin yang pernah disinggung tapi kemudian tidak pernah diulas lebih jauh. Bayangkan juga karakter Beth (bayi Quinn-Puck) yang awalnya saya harap bakal muncul di season dua tapi ternyata tidak. Ayolah coba lebih realistis lagi. 'Ini kan cuma komedi' bukan lah alasan yang tepat. Justru kalo sesuatu dibuat dengan sangat cermat maka semuanya akan lebih mudah diterima ya kan. Apalagi status Glee sebagai serial peraih Golden Globe. Masih banyak lagi hal-hal yang dilupakan begitu saja, apa mungkin mereka mau meneruskannya di musim berikutnya? Mungkin, tapi saya rasa sih tetep bakal dikacangin. 

      Oke mungkin saya terlalu berlebihan, saya akui. Ya namanya juga tv show, hal-hal seperti ini udah biasa. Toh saya juga masih sangat sangat suka sama Glee. Tapi entah kenapa saya kepikiran hal-hal ini karena kehebatan Glee season pertama, dan Glee tuh apa ya.....beda aja sama yang lain. Jadi kalo ada sesuatu yang aneh di Glee saya ngerasa kecewa aja hahahahaha.
      Likeable Guest-Star: 
      Gwyneth Paltrow as Holly Holiday
      Yap, Holly Holiday adalah bintang tamu Glee pertama yang sangat saya sukai. Semua bintang tamu baik di season satu dan dua.....kalah. Banyak banget yang saya suka dari karakter Holly Holiday ini. Membintangi hanya tiga episode, tapi semuanya tuh remarkable. Semua lagu yang dinyanyiin dia nggak ada yang jelek, bahkan hampir semuanya better than the original one, yang paling paling paling tuh pastinya Forget You. Selain itu yang bagus dari karakter ini adalah, di tengah kondisi ND yang jauh dari pemberian naskah mengenai underdog, Holly datang dengan memberikan banyak ajaran yang secara tidak langsung mengajari semua anak ND untuk lebih dewasa. Dan saat di episode 17 pas dia pisah sama Will dan juga menyelesaikan tugasnya di Glee kayaknya sedih gimana gitu hahaha. Dan jangan tanya gue kenapa nggak milih Charice. Hahaha secara Charice tuh rada nggak penting disini, eh, penting juga sih tapi gimana gitu. Ngebosenin aja suaranya nggak beda warna sama Rachel dan cover All By Myself rada nggak bagus. Satu quote khas seorang Holly Holiday: I thought you'd never ask.

      Likeable New Cast: 
      Darren Criss as Blaine and the entirely The Warblers
      Blaine adalah new cast yang pertama kali muncul di eps 6 sebagai love interest Kurt saat si Kurt pindah ke sekolah tempat Blaine belajar, anti bullying school. Sebenernya yang paling saya suka dari Blaine dan The Warblers adalah ciri khas lagu-lagu yang dinyanyiin mereka, dengan harmonisasi yang unik2. Karakter Blaine disini juga sangat baik sebagai penyejuk hati Kurt (apasih). Yap, The Warblers adalah salah satu daya tarik Glee untuk saat ini. Vocal Adrenaline? Kalah!

      Likeable Couple: 
      Klaine a.k.a Kurt & Blaine
      Awalnya rada geli sih ngeliatnya hahaha tapi untungnya gay-couple yang satu ini diperankan dengan bagus oleh mereka berdua. Tenang, Klaine tidak semacam Brokeback Mountain kok. Semua momen mereka berdua tuh kayaknya kocak aja ditonton. Dan lagi akhirnya Kurt bisa dapet orang setelah sebelumnya dengan sabar penuh pergumulan mengatasi fakta dirinya tsb. Momen paling diingat adalah....Klaine kiss.
      Song of The Season: 
      Loser Like Me in Episode 16 - Original Song
      Akhirnya Glee punya lagu asli sendiri setelah beratus-ratus lagu yang dinyanyikan adalah lagu orang lain. Lagu-lagu asli Glee hadir di episode Original Song, ada sekitar lima lagu kalo nggak salah. Dan di season finale hadir lagi beberapa lagu original. Dan lagu original Loser Like Me menurut saya adalah lagu yang paling diingat di season dua. Nggak hanya mudah diingat, Loser Like Me mempresentasikan topik underdog yang sekian lama tidak ditonjolkan di season dua. Semuanya dikeluarkan semua anggota ND lewat penampilan yang Glee banget lengkap dengan simbol 'L' di kepala, slushie, dan juga lirik yang bener-bener ngena bagi mereka dan juga orang-orang yang mereka sindir. Kalo season satu ada Don't Stop Believin', season dua punya Loser Like Me. Season tiga? Kita tunggu.

      Best Original Song: 
      Get It Right in Episode 16 - Original Song
      Sulit sekali untuk saya memilih antara Get It Right dan Loser Like Me. Setelah berpikir-pikir akhirnya saya lebih memilih Get It Right. Menurut saya apa yang coba di tunjukkan sebuah lagu Get It Right lewat liriknya yang dalem itu adalah apa yang selama ini dialami oleh Rachel. Tidak hanya untuk Rachel, lirik-liriknya pun sangat ngena ke ND, dimana ND yang berjuang untuk membenarkan ataupun menghapuskan label jelek pada diri mereka. Relevan kan?!

      Delightful Mash-Up: 
      I Feel Pretty / Unpretty in Episode 18 - Born This Way
      Dari semua mash-up di season dua nggak tau kenapa hati memilih lagu ini (halah halah). Faktor utama saya adalah....banyak. Dari suara Quinn yang emang pretty hahaha, dan juga untuk pertama kalinya Q dan R berduet setelah sekian lama bagaikan anjing kucing. Dan dari semua mash-up di s2, lagu ini lah yang nggak ngebosenin. Telinga adalah penyebab saya memilih ini hahaha.
      Worst Episode: 
      Episode 5 - Rocky Horror Glee Show 
      Lagunya nggak penting, scriptnya juga nggak penting. Semuanya nggak penting. One of  terrible plotline Glee ever had!

      Easily Forgotten: 
      Episode 19 - Rumours 
      Sampai sekarang saya juga sering ngelupain nih episode. Kayaknya tuh wtf banget, aneh banget mereka untuk kesekian kalinya merumitkan kehidupan si Sam. Dan lagi kayaknya dengan nggak ada episode ini, nggak bakal ngasih pengaruh apa-apa ke episode lain. Ceritanya juga ngebosenin. Lagunya juga nggak enak-enak. April Rhodes balik juga kayak angin lewat dan nggak penting. Lupakan saja.

      Less Expected: 
      Firework in Episode 12 - Silly Love Song 
      Terribly sung by Rachel Berry. Dari dulu sebelum ada kabar Glee bakal ngecover Firework saya emang udah berdoa supaya Glee nggak ngecover nih lagu, berhubung nadanya ketinggian dan menurut saya tidak ada yang bisa menjangkau suara Katy Perry yang keren itu, walau Glee tetep keren. Dan hasilnya.....Rachel nyanyiin ini dengan nada bagaikan kaset rusak. Apalagi pas ngambil nada tinggi, ketawan banget tuh suara miring. Yang aneh adalah, pas recording nggak diedit ato take ulang apa ya?
      Top 5 Season Two's Song
      1. Loser Like Me sung by New Directions (Original Song)
      2. I Love New York / New York, New York sung by New Directions (New York)
      3. Pretending sung by Finn and Rachel (New York)
      4. Forget You sung by Holly Holiday (The Substitute)
      5. Bills, Bills, Bills sung by Blaine and The Warblers (Sue Sylvester Shuffle Bowl)

      Kenapa Loser Like Me yang pertama? Seperti saya katakan tadi, lagu ini jelas merupakan sebuah ajang 'lahir baru' dari Glee setelah sekian lama tidak menyinggung tema yang seharusnya disinggung oleh serial televisi ini. Selain itu lagunya juga enak, walaupun when I was listening at the first time.....kok ada hawa High School Musical ya? Haha dan setelah sekian lama diulang-ulang ternyata nih lagu emang nggak pernah ngebosenin. Kalo yang lagu New York di no.2 sendiri karena inilah apa yang selalu dinantikan Glee dari awal season, dari episode Pilot malah. Apa yang diimpikan Glee daridulu adalah event ini, menginjakkan kaki di New York dan mereka berhasil mengemas eksplosi dari kegembiraan mereka lewat lagu mash-up ini. Kalo Pretending dan Forget You sebenernya faktor telinga. Entah kenapa walaupun hampir semua lagu cover-an Glee enak didenger, gue suka aja sama nih dua lagu. Pretending sendiri lagu original yang isinya lagi-lagi ngena ke ND khususnya antara Finn dan Rachel. Forget You sendiri.....maaf Cee Lo, versi Glee lebih asik dan lucu. Nah yang terakhir, Bills, Bills, Bills. Dan lagi-lagi saya harus minta maaf ke penyanyi asli, kali ini si Destiny Child's. Versi Glee lebih asik dan lebih powerful. Sebenernya kalo bilang lagu Warblers paling saya suka nggak juga sih, yang paling saya suka tuh.....semuanya! Beneran, lagu Warblers enak semua, even Kurt's Blackbirds though. 

      Akhir kata, bener-bener nggak sabar sama Glee Season Three. Rumornya sih s3 tuh senior year ya? Terus nanti season empat semua cast bubar dan diganti cast baru sebagai murip sekolah baru. Nggak seru. Tapi di wikipedia, katanya Jenna Ushkowitz bilang itu tidak benar. Hahaha semoga bener deh. Banyak yang saya tunggu, antara lain; Holly Holiday balik, Anne Hathawat, empat cast baru, cast dari Glee Project, Samcedes, Klaine, Wemma, nasib Quinn, dan pengen tau apakah Sue Sylvester dan Terri tetap kukuh dengan keputusan mereka untuk menjadi baik bagi ND dan Will. Let's see. Kalo mau pake rating-ratingan, Glee season pertama 5/5 dan season kedua 3/5.